Palangka Raya (ANTARA News) - Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kalimantan Tengah menyatakan potensi banjir di sejumlah daerah aliran sungai di daerah itu mulai meningkat seiring terjadinya puncak hujan pertama di tahun ini. "Sebagian besar wilayah Kalteng kini mulai masuk puncak hujan pertama dari Maret hingga April mendatang. Potensi banjir akan terus meningkat hingga bulan depan," kata Kepala Stasiun Meteorologi Bandara Tjilik Riwut M Hidayat, di Palangka Raya, Rabu. Menurut Hidayat, siklus cuaca di Kalteng mempunyai dua puncak hujan yakni, Maret menjelang April dan November sampai Desember. Namun potensi banjir terbesar biasanya terjadi di puncak hujan akhir tahun. Meski potensi banjir di puncak hujan pertama ini lebih rendah, Hidayat mengharapkan, masyarakat dan pemerintah daerah tetap waspada mengingat banjir tidak hanya terjadi karena tingginya curah hujan. "Curah hujan saat ini masih terbilang normal yakni antara 300 sampai 400 milimeter. Tapi bila hutan atau kawasan resapan lain tidak ada tentu potensi banjir semakin besar," jelasnya. Hujan yang terjadi saat ini merata ke hampir semua daerah di Kalteng, dan akan mengalami penurunan intensitas setelah April hingga masuk kemarau di bulan Juni mendatang. BMG Kalteng juga mencatat prediksi kemarau tahun ini akan terjadi selama empat hingga enam bulan mulai bulan Juni hingga November. Wilayah selatan Kalteng diprediksi akan mengalami kemarau lebih lama dibanding wilayah lain. "Daerah yang mengalami kemarau panjang itu seperti Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, Seruyan, Kotim, Kobar, dan Sukamara, termasuk Kota Palangka Raya. Yang lain hanya mengalami kemarau empat bulan," kata Hidayat. Perbedaan itu disebabkan karena letak geografis daerah-daerah berada di bagian selatan pada posisi dua derajat lintang selatan. Sementara, pergeseran matahari setiap harinya sekitar 0,2 derajat, dengan satu derajat sama dengan 10 hari.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008