"Apa penyebabnya, nanti tunggu hasil investigasi KNKT yang akan datang ke Lombok, besok pagi," kata General Manager Lombok Internasional Airport (LIA) di Lombok Tengah, Nugroho Jati
Mataram (ANTARA) - Penyebab jatuhnya helikopter B206L4 milik PT Carpediem Air di Desa Kawo, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, belum diketahui karena harus menunggu hasil investigasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Apa penyebabnya, nanti tunggu hasil investigasi KNKT yang akan datang ke Lombok, besok pagi," kata General Manager Lombok Internasional Airport (LIA) di Lombok Tengah, Nugroho Jati saat konferensi pers, Minggu (14/7).
Ia mengungkapkan, helikopter milik PT Carpediem Air, type Bell 260 L4/PK CDV dengan rute Ungasan - Lombok International Airport - Labuan Bajo - Lombok International Airport - Ungasan, mendarat darurat di sekitaran Desa Kawo, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, dari bandara.
Sekitar pukul 08.20 Wita helikopter tersebut landed di LIA dan take off kembali menuju Labuan Bajo pada pukul 08.50 Wita. Sesuai jadwal helikopter tersebut tiba di LIA pada pukul 13.15 Wita.
Baca juga: Tim gabungan amankan lokasi jatuhnya Helikopter di Lombok
Helikopter milik PT. Carpediem membawa penumpang tiga warga negara asing (WNA), yakni Luka Marie dari Jerman, Nicholas (UK), Donoso (Chile) dan Capt pilot Kustiada dari Indonesia.
"Saat ini team gabungan personil bandara, Basarnas, Polres Lombok Tengah, TNI AU, Kodim, Mandalika Lombok Tengah berada di lokasi jatuhnya helikoper tersebut untuk mengamankan lokasi," kata Jati yang juga menjabat Ketua Komite Penanggulangan Keadaan Darurat Kecelakaan Pesawat LIA.
Satu orang pilot dan tiga orang penumpang dalam keadaan selamat, namun masih syok dan menjalani perawatan di RSUD Praya, Lombok Tengah bersama tim KKP Mataram
"Penyebab emergency landing segera di lakukan investigasi," katanya.
Baca juga: Helikopter angkut 3 WNA jatuh di luar pagar Bandara Lombok
Baca juga: Kemenhub turunkan personel bantu evakuasi helikopter jatuh di Lombok
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019