"Menjadi oposisi itu juga sangat mulia, silahkan jadi oposisi asal jangan oposisi menimbulkan dendam dan kebencian," kata Presiden Jokowi mengakhiri pidato Visi Indonesia di SICC Sentul, Bogor, Jawa Barat, Minggu.
Menjadi oposisi benar-benar mengkritisi kebijakan pemerintah jika memang tidak sesuai dengan semestinya, bukan oposisi yang disertai dengan hinaan, cacian dan kebencian.
Bangsa kita, kata Presiden memiliki norma-norma yang perlu dijunjung tinggi, seperti norma agama, juga memiliki etika tata krama ketimuran dan budaya yang luhur.
Baca juga: Sampaikan Visi Indonesia Jokowi beberkan lima hal
Baca juga: Lanjutkan pembangunan infrastruktur, fokus pembangunan SDM
Baca juga: Lima janji Jokowi lima tahun kedepan
Rakyat Indonesia menurut presiden, harus mengingat norma tersebut baik dalam merealisasikan kebijakan pembangunan maupun yang bertugas sebagai oposisi yang mengawal jalannya pemerintahan.
"Pancasila adalah rumah kita bersama, rumah bagi kita saudara sebangsa setanah air, tidak ada toleransi sedikitpun bagi yang mengganggu Pancasila," tegas presiden.
Presiden Joko Widodo pada Minggu malam menyampaikan lima visi nasionalnya di depan ribuan masyarakat yang hadir.
Lima visi itu menyangkut tentang pembangunan infrastruktur, sumber daya manusia dan juga perekonomian lima tahun ke depan.
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019