Jakarta (ANTARA) - Tepat 1 Juli 2019 lalu Kepolisian Republik Indonesia sudah berumur 73 tahun, ada sesuatu yang berbeda dan spesial pada ulang tahun kali ini, terasa semakin lekat di hati masyarakat.
Korps berseragam coklat ini perlahan mendapatkan kepercayaan dan harapan besar untuk menjadi bagian penting sebagai pelindung juga pengayom masyarakat.
Kecintaan itu terus melejit ketika Polri menunjukkan jati diri yang sabar dan tetap mempertahankan integritas serta netralitas kala mengamankan pesta demokrasi 2019.
"Saya terenyuh melihat bapak-bapak polisi berkorban banyak hal, dalam waktu yang lama tak bertemu anak dan istrinya, sabar berhadapan dengan perusuh, ini semua mereka lakukan demi menjamin rasa aman masyarakat saat pilpres lalu," kata salah seorang warga, Nurhayani (43).
Bahkan personel kepolisian ketika itu banyak mendapatkan perhatian dari masyarakat, ada yang memberikan makanan, takjil untuk berbuka puasa sampai bunga sebagai bentuk rasa simpati.
Tanggapan serupa juga disampaikan warga lainnya, Sanadi (37), ia juga mengatakan kepolisian terasa lebih dihati dan tambah dipercaya. Berbeda dengan Nurhayani yang melihat kepolisian dari sisi perlindungan masyarakat tepatnya saat pilpres, kalau Sanadi lebih melihat pada upaya kepolisian memperbaiki diri dalam banyak hal, salah satunya perbaikan pengaturan lalu lintas.
Sebagai seorang pengendara ojek daring, ia merasakan bagaimana kepolisian jadi semakin profesional, menutup berbagai peluang bagi oknum yang berniat "bermain-main" dengan tilang.
Kini kepolisian menurutnya semakin terbuka, ramah, transparan, profesionalitasnya meningkat, bahkan sekarang juga didukung berbagai teknologi terkini. Untuk penegakan aturan lalu lintas pun tidak lagi berurusan dengan personel di lapangan, malah sudah menggunakan tilang elektronik.
"Perbaikan seperti ini yang membuat kepercayaan kita tumbuh, rakyat semakin cinta. Semoga Polri terus menjadi yang terbaik," kata dia.
Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Polri juga dapat dilihat dari hitungan angka-angka. Hasil survei Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) bahwa tahun 2016 tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri hanya sebesar 68 persen, tahun 2017 naik menjadi 78 persen dan tahun 2018 terus naik dan mencatat angka yang cukup besar, 82 persen.
Hasil survei 2018 Lemkapi ini nyaris sama dengan beberapa lembaga survai lainnya seperti Litbang Kompas, dan Alvara Research.
Terus Berbenah
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan kepolisian beberapa tahun lalu memang sempat menjadi salah satu institusi yang belum mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
"Polri pada tahun 2016 termasuk dalam tiga institusi dengan kepercayaan publik rendah," kata dia.
Kondisi tersebut menjadi cambuk bagi Polri untuk berbenah, berkomitmen jadi institusi yang lebih baik serta mendapatkan tempat di hati masyarakat.
Berbagai perbaikan yang dilakukan Polri selama tiga tahun terakhir dilakukan melalui Program Promoter, upaya itu dititik beratkan pada tiga kebijakan utama, yakni peningkatan kinerja, perbaikan kultur, dan manajemen media.
"Peningkatan kinerja diwujudkan melalui peningkatan kualitas pelayanan publik, profesionalisme dalam penegakan hukum, dan pemeliharaan stabilitas kamtibmas secara optimal," ujar Agus.
Ia mengatakan, perbaikan kultur direalisasikan dengan menekan budaya koruptif, menghilangkan arogansi kekuasaan, serta menekan kekerasan eksesif.
Sementara itu manajemen media juga dilakukan pada media konvensional dan media sosial, sebagai sarana menyampaikan berbagai upaya Polri dalam pemeliharaan kamtibmas dan meminimalisir berita negatif, termasuk hoaks dan ujaran kebencian.
Tiga tahun implementasi Program Promoter telah menunjukkan hasil yang baik. Kepercayaan publik terhadap institusi Polri terus meningkat.
"Dan saat ini berdasarkan hasil survei yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga yang kredibel, Polri telah berada pada tiga besar lembaga yang dipercaya publik," ucap Kapolri.
Jangan berpuas diri
Tiga tahun berbenah, Polri berhasil mewujudkan usahanya untuk menjadi lembaga yang kini mendapatkan kepercayaan publik yang tinggi, capaian yang telah diraihnya pada usia ke 73 tahun ini.
Namun semestinya capaian tersebut tidak membuat Polri berpuas diri, karena tingkat kepercayaan publik yang sudah diraih sekarang ini sifatnya dinamis dan terus berkembang.
Seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo saat puncak peringatan HUT ke-73 Bhayangkara 10 Juli 2019 lalu, presiden meminta Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
"Saya akan menyampaikan instruksi sebagai pedoman melaksanakan tugas. Pertama, terus tingkatkan kualitas SDM Polri guna menghadapi tantangan tugas semakin kompleks," kata Presiden di lapangan Monas Jakarta, Rabu.
Instruksi kedua presiden, yaitu kepolisian harus mengedepankan strategi proaktif dan preventif dengan pendekatan dan tindakan humanis.
"Ketiga, terus tingkatkan kualitas pelayanan publik yang modern, mudah dan cepat," kata Presiden.
Keempat Polri diminta meningkatkan profesionalisme dan transparansi dalam penegakan hukum serta memberikan rasa adil kepada masyarakat.
Kemudian, instruksi kelima presiden, agar Polri memperkuat koordinasi dan lembaga, TNI, kementerian dan pemerintah daerah serta masyarakat dalam memelihara keamanan dan ketertiban sosial.
"Saya yakin Polri akan terus berkontribusi dalam membangun negara. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas kerja keras serta pengabdian Polri dalam memelihara keamanan, ketertiban, menegakkan hukum dan memberikan pelayanan kepada masyarakat," ujar Presiden.
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019