Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antar-bank Jakarta sesi Rabu sore menguat menjadi Rp9.080/9.085 per dolar AS karena pelaku pasar masih tetap membeli rupiah, meski dalam jumlah relatif tidak besar. Nilai tukar rupiah itu naik dibanding penutupan hari sebelumnya tercatat Rp9.085/9.096 per dolar AS atau naik lima poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan bahwa kenaikan rupiah itu didukung oleh spekulasi beli mata uang Indonesia oleh para pelaku pasar. Namun, volume beli rupiah sore ini lebih kecil dibanding pagi, sehingga kenaikan mata uang Indonesia itu tidak besar, ucapnya. Rupiah, lanjut dia, pada hari berikutnya berpeluang untuk naik, apabila bank sentral AS (The US Federal Reserve/The Fed) memutuskan untuk menurunkan suku bunga Fedfund. Rupiah, menurut dia, juga mendapat dukungan dengan masuknya investor asing ke pasar domestik menempatkan dananya di berbagai instrumen Bank Indonesia (BI) dalam jumlah besar, mengingat selisih bunga rupiah dan dolar AS cukup besar. "Kami optimis rupiah ke depan akan terpicu untuk menembus angka Rp9.000 per dolar AS," katanya. Ia mengatakan, kenaikan rupiah yang tipis itu. kemungkinan adanya kebutuhan dolar AS, terutama dari BUMN seperti Pertamina dan PLN untuk mengimpor minyak mentah. Selain itu, lanjut dia, dolar AS di pasar regional cenderung melemah baik terhadap yen dan euro. Dolar AS terhadap yen diperkirakan akan terus terpuruk hingga mencapai angka 100 yen yang dipicu oleh kekhawatiran bahwa ekonomi AS menuju ke resesi, katanya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008