Lamongan (ANTARA News) - Banjir yang dipicu meluapnya Sungai Bengawan Solo di Kecamatan Laren, Lamongan, Jatim, kian meluas setelah tanggul sungai yang jebol di Desa Tegalrejo, Kecamatan Widang, Tuban belum berhasil ditutup. Banjir yang semula menggenangi 1.043 rumah warga, meluas dan telah menggenangi 2.352 rumah di sembilan desa di Kecamatan Laren, Lamongan, dengan ketinggian air 50 hingga 80 centimeter, demikian Satlak Penanggulangan Bencana (PB) Lamongan, Rabu. Di Desa Jabung 640 rumah atau sekitar 80 persen pemukiman tergenang, sebelumnya hanya 225 rumah. Kemudian di Desa Durikulon, banjir sebelumnya hanya menggenangi 288 rumah, kini meluas menjadi 360 rumah, di Desa Centini rumah warga yang terendam mencapai 696 unit dari sebelumnya hanya 405 rumah, dan di Desa Dateng ada 180 rumah warga yang terendam. Sementara itu, rumah warga yang terendam juga ada Desa Gelap sebanyak 50 rumah, Desa Keduyung 40 rumah, Desa Siser 150 rumah, Desa Bulutigo 260 rumah dan Desa Pasangrahan 48 rumah. Selain rumah warga, banjir di Lamongan juga semakin meningkat ketinggiannya. Ketinggian air di jalan-jalan desa juga naik. Bahkan, akses transportasi darat menuju tiga desa terputus total yakni Desa Dateng, Jabung dan Gelap. Guna menangani meluasnya banjir di Lamongan, Bupati Lamongan, Masfuk, telah melakukan koordinasi dengan pihak proyek Bengawan Solo agar penutupan tangkis di Desa Tegalrejo, Kecamatan Widang, Tubang, dilakukan percepatan. "Penutupan tangkis itu sebenarnya tanggungjawab Proyek Bengawan Solo. Tapi, karena belum juga selesai maka dampaknya dirasakan warga Lamongan," katanya. Guna meringankan beban masyarakat, Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Kabupaten lamongan kini terus menyalurkan bantuan kepada warga baik berupa beras, mie instan, dan minyak goreng.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008