Bogor (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi dan tarif listrik pada 2008 meski APBN 2008 dalam keadaan tertekan."Pesan saya jangan buru-buru langsung berpikiran untuk menaikkan BBM dan listrik karena yang memikul beban adalah seluruh rakyat Indonesia, mari berpikir sungguh-sungguh untuk menghemat pengeluaran," kata Presiden saat meninjau pelaksanaan program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) Mandiri di Lapangan Kertamaya, Bogor, Rabu.Menurut Presiden, meski APBN 2008 dalam keadaan tertekan akibat kondisi perekonomian dunia yang tidak bersahabat, tapi harga BBM dan listrik tetap tidak akan dinaikkan karena pemerintah lebih berpikir untuk melakukan penghematan dan mengatur konsumsi BBM dan listrik yang bersubsidi. "Cara-cara itu yang sedang digodok di DPR agar APBN selamat dan tidak terburu-buru menaikkan BBM dan listrik. Kita ingin rakyat dilindungi," katanya. Yudhoyono menceritakan pengalaman pada 2005 saat pemerintah memutuskan menaikkan harga BBM sehingga membebani kehidupan masyarakat. Dikatakannya pada saat itu dirinya tidak bisa tidur berminggu-minggu sebelum memutuskan hal tersebut. Ditambahkan Kepala Negara, kondisi perekonomian dunia saat ini tidak mendukung perekonomian nasional akibat tingginya harga minyak yang mencapai sekitar 100 dolar AS per barel, kenaikan harga pangan serta perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia. Namun, masih menurutnya, hal itu bukan menjadi masalah yang tidak bisa diatasi. Dengan kerja keras, pemerintah diharapkan tetap dapat menjalankan perekonomian nasional dengan baik dan terus berupaya mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ditambahkannya, meski APBN dalam kondisi tertekan alokasi anggaran untuk pengurangan angka kemiskinan tetap ditingkatkan dari Rp51 triliun pada 2007 menjadi Rp80 triliun pada 2008.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008