Jakarta (ANTARA News) - Bursa global masih memberi tekanan terhadap perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu pagi, sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 0,75 persen.
IHSG sesi pagi ditutup turun 19,873 poin untuk berada di posisi 2.614,879, sedangkan indeks LQ45, kelompok 45 saham likuid, menurun 3,937 poin (0,69 persen) ke level 564,301.
Analis Riset PT Trimegah Sekuritas, dalam ulasan pasarnya, mengatakan indeks tertekan pasar global berspekulasi terhadap potensi resesi di AS dan pernyataan Federal Reserve AS (The Fed) berkaitan dengan pasar mortgage.
Potensi dan resesi dan pernyataan The Fed inilah yang menjadi pemicu turunnya bursa Wall Street AS dengan indeks Dow Jones turun 45,10 poin atau 0,37 persen menjadi 12.213,80 pada Selasa malam.
Penurunan Wall Street ini diikuti oleh beberapa bursa kawasan Asia, seperti bursa Hongkong dengan indeks Hang Seng pada sesi pagi ditutup turun 230,96 poin (1,00 persen) ke level 22.888,90 dan bursa Singapura dengan indeks Straits Times ditutup turun 16,04 poin (0,55 persen) ke posisi 2.903,63.
Kondisi ini telah membuat harga saham yang turun mendominasi perdagangan di BEI sebanyak 86 dibanding yang naik 55, sedangkan 63 stagnan dan 249 efek belum aktif diperdagangkan.
Penurunan indeks dipimpin beberapa saham unggulan, seperti saham Bumi Resources yang anjlok Rp250 menjadi Rp6.500, Aneka Tambang melorot Rp50 ke posisi Rp4.000, Astra Internasional terkoreksi Rp200 ke level Rp26.400, dan Perusahaan Gas Negara melemah Rp150 ke posisi Rp13.500.
Volume perdagangan Rabu pagi ini mencapai 1,023 miliar saham dengan nilai Rp1,708 triliun dari 25.346 kali transaksi. (*)
Copyright © ANTARA 2008