"Dari guide asing itu, ya solusinya akan dibuatkan Satgas gabungan dari imigrasi, Satpol PP, Badan Kesbangpol, HPI dan divisi khusus Rusia, tim juga akan melakukan intelijen terhadap aktivitas mereka, supaya ada efek jera buat yang melakukan ilegal tersebut," kata Plt Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa, saat dikonfirmasi via whatsapp di Denpasar, pada Minggu.
Baca juga: Pertumbuhan pariwisata Bali belum sepenuhnya rangkul tenaga lokal
Baca juga: Kapolda: Bali masih aman bagi wisatawan
Putu Astawa mengatakan bahwa akan melakukan tindakan intelijen, untuk dapat membedakan yang mana sebagai turis atau guide. Beberapa waktu lalu sekitar 15 orang WNA asal Rusia sebagai guide ilegal diamankan.
Pihaknya juga turut melakukan kerja sama dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia, agar dapat lebih mudah mengetahui dan mengawasi kumpulan dari guide di Bali.
"Kemarin ada 15 orang yang diamankan, cuma untuk selanjutnya harus diawasi lagi, karena kan belum tau ciri-cirinya seperti apa, bukti - bukti juga harus jelas supaya tidak ada salah tangkap," jelasnya.
Pihaknya juga menjelaskan terkait dengan keberadaan dari guide - guide asing asal Rusia ini, disinyalir segmen pasar dari warga Rusia dengan jangkauan yang besar.
"Jadi kenapa mereka (guide asing ilegal) melakukan itu karena disinyalir segmen pasar warga Rusia kan memang besar, disamping juga mereka ada yang diusir dari Thailand sehingga memilih pergi ke Bali," ujar Putu Astawa.
Menurutnya, faktor lain yang juga mempengaruhi adanya tour guide ilegal di Bali karena guide lokal yang bisa berbahasa Rusia masih minim, sehingga ada peluang tour guide ilegal beroperasi di Bali.
"Dulu dia (guide asing ilegal) masuknya kan melalui travel - travel, seolah - olah travel yang memasukkan, nah kalau sekarang perginya sendiri-sendiri, biasanya selaku turis, lalu mereka mendekati tamu asal Rusia lainnya, mulai dengan menawarkan paket- paket tur dengan harga yang murah," katanya.
Baca juga: Koster: Harus ada perubahan pengelolaan pariwisata Bali
Putu Astawa menjelaskan, dengan operasi ilegal dari warga asing ini, kemudian akan berdampak tidak baik bagi dengan keberadaan Pariwisata di Bali. Selain itu, guide asing ilegal ini juga tidak mampu dalam menjelaskan pariwisata Bali yang berbasiskan dengan Seni dan Budaya Bali.
"Tentu, hal ini juga berdampak buruk terhadap citra Bali dan pariwisata Budayanya, apalagi mereka (guide asing illegal) juga mengambil lahan- lahan dari warga lokal kita disini, selain itu tidak punya lisensi dan juga tidak ikut membayar pajak, jadi itu yang kita dikhawatirkan," ungkapnya.
Untuk selanjutnya, pihak Dinas Pariwisata Bali akan bersinergi dengan beberapa instansi terkait hingga membentuk Satgas, dan rencana nya akan dengan diusulkan kepada Gubernur Bali agar bisa dibiayai, dengan harapan keberadaan Satgas ini dapat mengurangi operasi dari guide asing di Bali.
Baca juga: Sejak tiket mahal, jumlah wisatawan domestik ke Bali turun12 persen
Baca juga: Kementerian PUPR bangun jalan pintas dukung pariwisata Bali
Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019