Dili (ANTARA News) - Tokoh tentara pemberontak, yang diburu karena melakukan serangan terhadap para pemimpin Timor Leste bulan lalu, kini terlibat dalam perundingan untuk menyerah, kata pimpinan militer negara itu Rabu. Brigjen Taur Matan Ruak mengatakan bahwa para pejabat telah membicarakan hal itu dengan Gastao Salsinha, tokoh teratas dari daftar mereka yang diburu karena kasus serangan bulan lalu, menawarkan syarat-syarat untuk penyerahan diri. "Kami mempersiapkan syarat-syarat baginya untuk turun gunung. Saya tahu bahwa dia telah bekerja sama dengan baik," kata Matan Ruak kepada para wartawan setelah bertemu dengan Pejabat Presiden Fernando de Araujo. Salsinha adalah 'tangan kanan' Mayor Alfredo Reinado yang memimpin kelompok bersenjata dalam mengoordinasikan serangan-serangan pada 11 Februari terhadap Perdana Menteri Xanana Gusmao dan Presiden Jose Ramos-Horta. Reinado dan salah satu orangnya tewas ketika mereka menyerang kediaman Ramos-Horta yang menderita cedera kritis dalam peristiwa itu. Gusmao selamat dalam suatu serangan terpisah terhadap konvoi kendaraannya. Pemenang Hadiah Nobel perdamaian itu kini dalam perawatan dan kesehatannya mulai pulih di sebuah rumah sakit di Darwin, di Australia utara, dan dia mengatakan telah memberi maaf kepada para pembunuhnya. Matan Ruak tidak menjelaskan secara rinci mengenai kontak antara para pejabat pemerintah dengan tokoh-tokoh pemberontak itu, namun mengatakan bahwa Salsinha dan 'sekelompok besar orang-orangnya' sekarang berada di Ermera, tak jauh di selatan ibukota Dili. Dia juga tidak mengatakan kapan penyerahan diri mereka itu akan dilakukan. Namun, dia mengatakan bahwa pemerintah telah memberikan waktu sampai akhir Maret ini, pada saat masa berlakunya jam malam yang dikenakan setelah peristiwa serangan itu akan berakhir. Jam malam diberlakukan di ibukota dalam upaya pengejaran para pembunuh pemimpin-pemimpin negara itu. "Gunakan kesempatan yang diberikan oleh Tuhan ini, lakukan sesuatu yang bagus bagi diri anda, bagi rakyat dan negara anda," kata Matan Ruak, sebagaimana dikutip AFP. Pada Sabtu lalu, salah satu dari sejumlah letnan anak buah Reinado, Amoro da Silva Susar, juga menyerah kepada pemerintah, sedangkan tujuh lainnya ingin tentara-tentara pemberontak itu menyusul menyerah di kemudian hari. Pihak penguasa telah mengeluarkan 23 surat penahanan bagi tentara-tentara pemberontak yang dituduh ikut ambil bagian dalam kasus penyerangan itu. Operasi-operasi penangkapan tentara-tentara pemberontak itu telah dilakukan oleh pasukan gabungan pihak kepolisian dan angkatan bersenjata Timor Timur. Sementara itu, pasukan perdamaian internasional yang dipimpin Australia, bersama dengan pasukan PBB, membantu pencarian. Pihak parlemen Senin telah setuju merekomendasikan bahwa pemerintah agar membentuk satu komisi internasional guna penyelidikan upaya-upaya pembunuhan tersebut. Ramos-Horta mengatakan bahwa dia telah mendapat lima kali operasi untuk memulihkan cederanya akibat peluru di bagian punggung dan bahu. Pasukan internasional dikirim ke Timor Leste atas permintaan pemerintah setelah meletus kerusuhan pada 2006 yang melibatkan tentara dan polisi. Kerusuhan berdarah tersebut menewaskan 37 orang. (*)
Copyright © ANTARA 2008