Wina (ANTARA News) - Organisasi Negara-negara Pengekpor Minyak (OPEC) memutuskan akan tetap mempertahankan pagu produksi minyak resminya pada pertemuan di Wina, Rabu (5/5), sehingga mengabaikan seruan Amerika Serikat agar menaikkan produksi guna membantu menurunkan harga minyak mentah yang mencapai rekor tinggi dan telah mengancam pertumbuhan ekonomi. Sebelum pertemuan Wina, para menteri OPEC mengindikasikan bahwa kuota produksi harian resmi OPEC akan tetap berada pada kisaran 29,67 juta barel per hari. Tetapi Presiden AS, George W. Bush, yang negaranya merupakan konsumen energi terbesar dunia, mengatakan OPEC akan melakukan suatu "kekeliruan" bila tidak menaikkan pagu produksi, saat harga minyak diperdagangkan mendekati rekor tinggi hampir 104 dolar AS per barel. "Saya pikir itu suatu kekeliruan dengan melemahnya konsumen terbesar anda atau melemahnya ekonomi konsumen terbesar anda, sebagai akibat dari tingginya harga energi," kata Bush ketika ia bertemu dengan King Abdullah II dari Yordania, Selasa. Harga minyak mentah New York menyentuh level 103,95 dolar per barel Senin (3/3). Melihat pada meningkatnya pendapatan akibat meroketnya harga minyak, negara-negara anggota OPEC Aljazair, Iran dan Venezuela menyerukan untuk penurunan tingkat produksi pada pertemuan tingkat menteri Rabu ini. "Saya akan lebih suka dalam situasi ini dengan penurunan produksi karena permintaan secara global telah mengarah pada penurunan," kata presiden OPEC, yang juga Menteri Perminyakan Aljazair, Chakib Khelil. Permintaan untuk bahan bakar pemanas ditetapkan lebih rendah selama kuartal ke dua karena temperatur yang lebih hangat melanda Eropa dan juga Amerika Serikat. Sementara OPEC khawatir bahwa tingginya produksi akan menyebabkan harga minyak merosot, yang pada akhirnya menurunkan pendapatan dari 13 negara anggota OPEC, yang juga meliputi Arab Saudi, produsen minyak mentah terbesar dunia, serta Kuwait, Nigeria dan Ekuador. Seruan Bush mungkin masih mempengaruhi anggota utama OPEC, Arab Saudi, yang merupakan sekutu dekat AS. Menteri Perminyakan Arab Saudi, Ali al-Nuaimi, sejauh ini menolak untuk berbicara kepada pers. Pada pertemuan luar biasa OPEC di Wina pada 1 Februari lalu -- di tengah kekhawatiran melemahnya ekonomi global -- OPEC sepakat mempertahankan kuota produksi harian saat ini 29,67 juta barel minyak per hari. Organisasi minyak dunia itu mengabaikan seruan sebelumnya dari Bush untuk meningkatkan produksi. Harga minyak telah naik dua kali lipat mulai permulaan 2007 -- alasan utama melonjaknya permintaan untuk energi dari kekuatan ekonomi baru tumbuh china dan India. Faktor pendorong kenaikan harga lainnya adalah ketidakpastian situasi di negara-negara produsen minyak terutama Iran dan Nigeria. OPEC beranggotakan 13 negara masing-masing Aljazair, Angola, Ekuador, Indonesia, Iran, irak, Kuwait, Linya, Nigeria, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) dan Venezuela. Sedangkan Irak merupakan salah satu negara anggota OPEC yang tidak terkena kuota produksi, demikian laporan AFP. (*)
Copyright © ANTARA 2008