"Kami sengaja melakukan kampanye di Gedongsongo karena isu di sini masih masalah sampah dan vandalisme," kata Staf Publikasi dan Pemanfaatan BPCB Provinsi Jawa Tengah Putu Dananjaya di sela kampanye di Kabupaten Semarang, Sabtu.
Ia mengatakan pada kampanye tersebut BPCB sekaligus mengenalkan tentang bangunan cagar budaya termasuk apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di bangunan bersejarah tersebut.
"Oleh karena itu, pada kampanye kali ini kami langsung bertemu dengan pengunjung. Memang salah satu fokus kami Gedongsongo karena merupakan candi dengan tingkat kunjungan yang cukup tinggi," katanya.
Ia mengatakan saat musim libur sekolah dalam satu hari jumlah pengunjung candi tersebut bisa mencapai ribuan orang. Oleh karena itu, kampanye yang dilakukan dari 12 sampai dengan 14 Juli 2019 cukup efektif mengingat saat ini masih dalam masa libur sekolah.
"Tadi kami juga menyebarkan brosur, pin, dan souvenir. Ternyata pengunjung sangat antusias," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Publikasi dan Pemanfaatan sekaligus Koordinator Kegiatan Kampanye Wahyu Kristanto mengatakan pada kegiatan tersebut BPCB memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa candi bukan sekadar benda mati tetapi juga merupakan peninggalan sejarah yang mengandung banyak pesan.
"Kalau dicermati, didalami itu bisa bercerita banyak. Yang jelas kita harus tahu candi itu buat apa to, salah satunya ternyata untuk tempat ibadah," katanya.
Selain itu, ia mengatakan candi juga mengenalkan kepada masyarakat bahwa sejak dulu manusia sudah mengenal Sang Pencipta atau pemberi hidup.
"Oleh karena itu, kita harus menghargai-Nya, ciptaan-Nya, dan alam lingkungan," katanya.
Menurut dia, melalui bangunan candi maka keharmonisan manusia terhadap Tuhan, alam lingkungan, dan sesama manusia harus terjaga dengan baik.
"Dalam hal ini kita memiliki tanggung jawab, memberikan apresiasi terhadap warisan budaya supaya masyarakat juga memahami sekaligus bisa ikut melestarikan warisan budaya yang ada di sekitar mereka," katanya.
Baca juga: Jateng gaungkan perdamaian dalam keberagaman melalui BIAPF 2019
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2019