Jakarta (ANTARA News) - Forum Gubernur se-Sumatera mengeluhkan masalah defisit listrik di 10 provinsi di Pulau Sumatera yang dinilai telah menghambat pembangunan ekonomi kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Yang kami keluhkan pada pemerintah pusat adalah masalah kelistrikan. Karena kelistrikan ini betul-betul mengganggu, hampir semua provinsi mengalami masalah kelistrikan," kata Ketua Forum Gubernur se-Sumatera, Ismeth Abdullah, kepada wartawan di Kantor Kepresidenan Jakarta, Selasa, seusai bertemu dengan Presiden Yudhoyono. Ismeth mengatakan bahwa masalah kelistrikan itu sangat menghambat pembangunan ekonomi. Berbagai proyek pembangunan ekonomi menjadi terlantar dan tertunda gara-gara listrik. "Hal ini tadi juga mendapat perhatian, dan Bapak Presiden dalam waktu dekat ini akan mengadakan rapat khusus untuk memecahkan masalah listrik, untuk mempercepat dan memperbaiki sistemnya dan regulasi. Daerah akan diberi peran lebih besar lagi dalam masalah-masalah kelistrikan," kata Ismet. Saat ini Pulau Sumatera mengalami defisit listrik hingga 900 Mega Watt dan sekalipun sekalipun Provinsi Sumatera Selatan mengalami surplus listrik namun tidak dapat memberikan sisa listriknya kepada misal Provinsi NAD karena PLN tidak memiliki jaringan transmisinya. Dalam beberapa waktu terakhir sejumlah daerah di Pulau Sumatera memang beberapa kali mengalami pemadaman listrik akibat kurangnya pasokan ataupun masalah teknis yang lain. Berkurangnya pasokan listrik PLN semual dikaitkan dengan minimnya pasokan batubara terkait dengan kenaikan harga batubara dunia. Forum Gubernur se-Sumatera yang diterima Presiden Yudhoyono adalah Gubernur Kepulauan Riau Ismeth Abdullah, Gubernur Riau HM Rusli Zaenal, Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi, Gubernur Lampung Siachroedin ZP, Wakil Gubernur Nangroe Aceh Darussalam (NAD) Muhammad Nazar, Gubernur Sumatera Selatan Syahrial Oesman, Gubernur Bengkulu Agusrin Nadjamudin, dan Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008