Jakarta (ANTARA) - Tim nasional bola basket putra Indonesia berhasil meraih kemenangan dalam laga pertama turnamen William Jones Cup 2019 di Taiwan, Sabtu, yang menurut pelatih kepala Wahyu Widayat Jati diperoleh berkat penyesuaian pola pertahanan pada paruh kedua pertandingan.
Berkat itu, Indonesia yang diakui Wahyu sempat mengalami kesulitan pada paruh pertama laga berhasil mengalahkan Universitas British Columbia Kanada dengan skor 80-70.
"Kami memulai sangat lambat pada dua kuarter awal dan para pemain belum memperlihatkan kepaduan dan kesesuaian dengan game plan," kata Wahyu saat dihubungi Antara dari Jakarta, Sabtu.
"Dua kuarter berikutnya, kami bisa bangkit, apalagi pada kuarter keempat bisa main lebih agresif dan disiplin baik saat menyerang maupun bertahan," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Indonesia menangi laga pertama di William Jones Cup 2019
Pelatih yang akrab disapa Cacing itu memuji keberhasilan timnya membuat lawan kebingungan pada paruh kedua pertandingan lewat penyesuaian pola pertahanan yang dimainkan.
Selain itu ia juga menilai pengambilan keputusan dalam kesempatan menembak kian cermat pada paruh kedua, membuat Indonesia bisa membukukan kemenangan.
"Penyesuaian yang baik dari tim dengan full court defense dan drop down zone 2-3 membuat tim lawan kebingungan bahkan seperti kehilangan cara mengatur permainan sesuai temponya sendiri," kata Cacing.
"Kita juga semakin bagus dalam shooting selection, jadi bisa menang 80-70," ujarnya menambahkan.
Selanjutnya Indonesia bakal menghadapi Yordania dalam laga kedua William Jones Cup 2019 pada Minggu (14/7), dan Cacing mengaku belum memiliki penyesuaian khusus untuk laga tersebut.
"Nanti kami tonton dulu, baru melakukan penyesuaian," pungkasnya.
Indonesia tampil di turnamen invitasi tahunan William Jones Cup 2019 sebagai ajang pemanasan jelang SEA Games 2019 di Filipina pada awal Desember.
Baca juga: 19 pemain ikuti seleksi timnas SEA Games
Baca juga: Bakal latih timnas, Wahyu Widayat Jati lepas dari NSH?
Baca juga: Semua pemain miliki kesempatan yang sama
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019