Samarinda (ANTARA News) - Aksi demonstrasi yang dilakukan etnis Dayak di beberapa kabupaten/kota di Kaltim saat ini hanya untuk menuntut agar putra daerah asli Kaltim diakomodasi menjadi cagub dan cawagub propinsi tersebut.
"Kami hanya menuntut agar partai politik yang ada di Kaltim mengakomodir putra daerah asli Kaltim sebagai cagub dan cawagub pada Pilgub Kaltim," tegas Ijam A. Ing, ketua umum Lembaga Ketahanan Adat Dayak Kutai (LKA-Dayaku) Kaltim saat dikonfirmasi ANTARA News, Selasa.
Ia mengakui, aksi demonstasi yang dilakukan ratusan etnis Dayak di Kaltim itu merupakan bentuk kekecewaan warga Dayak terhadap partai politik, khususnya partai Golkar dan PDIP, yang tidak mengakomodasi etnis Dayak pada Pilgub Kaltim.
"Kami kecewa sebab tidak satu pun putra asli Kalimantan Timur (Dayak, red) yang diusung oleh dua partai besar yang ada di Kaltim. Padahal, Sumber Daya Manusia (SDM) warga Dayak cukup banyak, namun Partai Golkar dan PDIP hanya mengusung orang-orang yang punya duit banyak," ungkap Ketua Umum LKA-Dayaku tersebut.
Aksi demonstrasi yang dilakukan serentak di beberapa kabupaten/kota di Kaltim, kata Ijam A. Ing, akan terus berlanjut jika pemerintah tetap memaksakan Pilgub Kaltim digelar pada bulan Mei 2008.
"Aksi ini baru langkah awal dan kita lihat saja nanti hasilnya. Yang jelas, aksi demonstrasi akan terus kami lakukan, untuk memperjuangkan hak kami sebagai suku asli Kaltim," kata Ijam A. Ing.
Ia juga mengancam, jika pilgub Kaltim tetap dilaksanakan tanggal 26 Mei 2008, etnis Dayak Kaltim yang berjumlah 700 jiwa atau 30 persen dari jumlah penduduk di Kaltim tidak akan menyalurkan hak suaranya (golput, red).
"Komitmen kami sudah jelas, jika tidak ada cagub dan cawagub saat pilgub Kaltim, kami (Dayak, red) akan memilih golput," tegasnya.
Aksi demonstrasi etnis Dayak mulai berlangsung setelah penetapan cagub dan cawagub yang diusung Partai Golkar dan PDIP Jumat, 1 Maret pekan lalu. Puluhan warga Dayak merusak dan menghancurkan Kantor DPD I PDIP dan DPD I Partai Golkar di Samarinda.
Aksi unjuk rasa kemudian berlanjut hari Senin, 3 Maret 2008. Sekitar 100 warga Dayak, mendatangi kantor KPU dan kantor DPRD Kaltim menuntut pengunduran jadwal pilgub Kaltim sebab pelaksanaannya bersamaan dengan PON XVII 2008.
Mereka juga menyampaikan kekecewaan dan mengancam akan menggelar aksi demonstrasi besar-besaran jika pilgub Kaltim tetap tidak mengakomodasi penduduk asli dalam pilgub Kaltim 2008.
Saat berdemontrasi di depan kantor KPU dan DPRD Kaltim, mereka menggunakan pakaian khas Dayak sambil membawa Mandau (senjata tajam khas Dayak, red).
Aksi serupa juga berlangsung di Kabupaten Malinau dan Bontang. Massa menggelar unjuk rasa di depan kantor DPD II PDIP dan DPD II Partai Golkar Bontang.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008