"Banyak hal-hal yang unik dalam bidang geologi yang belum terungkap di daerah ini sehingga perlu dilakukan penelitian mendalam dilakukan para arkeolog di Indonesia," kata Herry Zadrak KottaKupang (ANTARA) - Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Sumber Daya Alam dan Agroekologi, Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Nusa Tenggara Timur, Dr Herry Zadrak Kotta mengatakan Pulau Timor layak menjadi laboratorium penelitian bagi arkeolog karena daerah ini memiliki geologi yang unik.
"Banyak hal-hal yang unik dalam bidang geologi yang belum terungkap di daerah ini sehingga perlu dilakukan penelitian mendalam dilakukan para arkeolog di Indonesia," kata Herry Zadrak Kotta kepada Antara di Kupang, Sabtu (13/7).
Ia mengatakan Pulau Timor memiliki batu alam yang umurnya sangat tua dan batu yang umurnya sangat mudah yang belum pernah ditemukan di daerah lain namun keduanya berkontak langsung.
Demikian juga pantai warna serta memiliki batuan berwarna warni membentang luas di Pulau Timor yang diungkap terjadinya misteri alam seperti itu.
"Masyarakat hanya menikmati keindahan alamnya saja namun mengapa sampai hal itu terjadi tidak tahu. Hal ini hanya bisa dilakukan melalui penelitian dilakukan para arkeolog," kata Herry Kotta.
Baca juga: Karpowership bantu kebutuhan listrik warga di Pulau Timor
Sehingga, menurut dia, Pulau Timor layak untuk menjadi laboratorium geologi bagi arkeolog untuk melakukan penelitian dalam mengungkap misteri alam itu.
"Kalau orang mau belajar tentang struktur, geologi bisa melakukan penelitian di NTT yang memiliki banyak keragaman tentang geologi. Banyak situs-situs di NTT yang juga menarik untuk diteliti," kata Herry Kotta.
Herry yang juga merupakan Ketua Pengurus Daerah (Pengda) Ikatakan Ahli Geologi Nusa Tenggara Timur mengatakan para ahli geologi pasti akan menemukan banyak hal dalam kaitan dengan geologi apabila melakukan penelitian di provinsi berbasis kepulauan ini.
"Batu alam yang umurnya sangat tua bisa berkontak langsung dengan batu yang umurnya lebih mudah hanya ditemukan di NTT, seharusnya tidak demikian. Batu yang umurnya lebih tua diendapkan dibagian bawah dan batu yang mudah berada dibagian permukaan tetapi di Pulau Timor bebatuan yang paling tua dan mudah bisa saling kontak. Ahli geologi yang bisa menjelaskan mengapa hal itu terjadi," tegas Herry Kotta.
Ia mengajak para arkeolog di Indonesia untuk datang ke Pulau Timor guna melakukan penelitian yang berkaitan dengan geologi yang unik di Nusa Tenggara Timur.
Baca juga: Ikatan Sarjana Kelautan ingin perdagangan RI-Timor Leste ditata baik
Baca juga: BKSDA Maluku lepasliarkan rusa timor ke Pulau Seram
Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019