"Partai Golkar pada pemerintahan Presiden Jokowi periode pertama bersikap 'tampak' lebih loyal kepada Presiden Jokowi, daripada partai pengusung utama PDI Perjuangan," kata Burhan Muhtadi pada diskusi "Polemik: Golkar di Periode Kedua Jokowi" yang diselenggarakan sebuah radio swasta di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Rizal optimistis Airlangga akan lanjutkan kepemimpinan di Golkar
Baca juga: Kosgoro dorong Airlangga kembali menjadi Ketum Golkar
Baca juga: Dukungan untuk Airlangga diklaim raih 80 persen
Menurut Burhan Muhtadi, Partai Golkar sebagai partai tengah memainkan stabilitas politik di antara partai-partai politik pengusung dan pendukung pemerintah.
Burhan mencontohkan, PDI Perjuangan sebagai partai pengusung utama, kadang-kadang kurang ramah dengan Presiden Joko Widodo. "Kalau PDI Perjuangan, tampak agak menekan dan Partai Golkar 'menampakkan' lebih loyal kepada Pak Jokowi, maka PDI Perjuangan akan mempertimbangkan kembali sikapnya," katanya.
Dengan posisi tersebut, menurut Burhan, maka Presiden Joko Widodo juga akan bersikap menjadi lebih 'dekat' dengan Partai Golkar, sehingga saling membutuhkan.
Di sisi lain, kata Burhan, sebagai partai yang berpengalaman, Partai Golkar setelah pemilu legislatif 2014, mampu membelokkan UU tentang MPR, DPR, DPD, DPRD (MD3), soal pimpinan parlemen dan alat kelengkapan parlemen dari proporsional menjadi sistem paket.
"Karena pendukung capres Prabowo pada pemilu presiden 2014 lebih besar, sehingga pimpinan DPR dan MPR dibolehkan menjadi diduduki seluruhnya oleh pendukung Prabowo," katanya.
Menurut dia, manuver yang dilakukan Partai Golkar ini harus diperhitungkan oleh Presiden Joko Widodo dan PDI Perjuangan.
Politisi Partai Golkar, Rizal Mallarangeng mengakui kelebihan kader-kader Partai Golkar tersebut. Bahkan, kata dia, ada yang mengistilahkan kader-kader Partai Golkar yang berpengalaman sebagai para pendekar di dunia persilatan yang memiliki ilmu kanuragan.
"Kelebihan kader Partai Golkar adalah cair dan mampu membangun relasi dan aliansi dengan partai manapun," katanya.
Menurut dia, Partai Golkar hasil pemilu legislatif 2019 adalah 85 kursi, tapi kalau membangun relasi dan beraliansi dengan partai lain maka kekuatannya akan menjadi bertambah.
Rizal mencontohkan, Partai Golkar membangun relasi dengan PDI Perjuangan yang memiliki 128 kursi, maka jumlah kursi gabungannya menjadi 212 kursi. "Ini potensi yang terus dibangun Partai Golkar," katanya.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019