Denda ini adalah sebagian kecil dari pendapatan tahunan Facebook. Ini tidak akan membuat mereka berpikir dua kali tentang tanggung jawab mereka untuk melindungi data pengguna

California (ANTARA) - Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika Serikat menyetujui denda sekitar lima miliar dolar AS terhadap Facebook minggu ini, atas penyelidikannya terhadap perusahaan media sosial yang menangani data pengguna tersebut, sebuah sumber yang mengetahui situasi tersebut mengatakan pada Jumat (12/7).

FTC telah menyelidiki tuduhan bahwa Facebook secara tidak benar membagikan informasi milik 87 juta pengguna dengan perusahaan konsultan politik Inggris Cambridge Analytica. Penyelidikan telah difokuskan kepada apakah berbagi data melanggar perjanjian persetujuan 2011 antara Facebook dan regulator.

Investor menyambut gembira berita tentang kesepakatan tersebut dan mendorong saham Facebook naik 1,8 persen, sementara beberapa anggota parlemen Demokrat yang kuat di Washington mengkritik hukuman yang diusulkan tersebut sebagai tidak memadai.

FTC diharapkan turut memasukkan pembatasan lain dalam sanksi tersebut, termasuk bagaimana Facebook memberlakukan privasi penggunanya, di mana ada tiga anggota parlemen Partai Republik menyetujuinya dan dua anggota parlemen Partai Demokrat menentangnya.

Penyelesaian ini akan menjadi denda terbesar yang pernah dibayarkan kepada FTC. Sementara, FTC dan Facebook menolak berkomentar.

David Cicilline, perwakilan dari Partai Demokrat dan ketua panel anti monopoli di Kongres menyebut hukuman 5 miliar dolar AS itu sebagai "hadiah Natal lima bulan lebih awal".

"Denda ini adalah sebagian kecil dari pendapatan tahunan Facebook. Ini tidak akan membuat mereka berpikir dua kali tentang tanggung jawab mereka untuk melindungi data pengguna," katanya.

Pendapatan Facebook untuk kuartal pertama tahun ini adalah 15,1 miliar dolar AS sedangkan laba bersihnya adalah 2,43 miliar dolar AS. Itu akan lebih tinggi, tetapi Facebook menyisihkan 3 miliar dolar AS untuk denda FTC.

Sementara kesepakatan itu menyelesaikan peraturan utama untuk Facebook, perusahaan Lembah Silikon masih menghadapi penyelidikan antimonopoli potensial lebih lanjut, karena FTC dan Departemen Kehakiman melakukan peninjauan luas terhadap persaingan di antara perusahaan teknologi AS terbesar.

Facebook juga menghadapi kritik publik dari Presiden Donald Trump dan lainnya tentang mata uang kripto Libra yang direncanakan, atas kekhawatiran tentang privasi dan pencucian uang.

Kesalahan atas kasus Cambridge Analytica, serta kemarahan atas ujaran kebencian dan informasi bohong pada platformnya, juga telah mendorong desakan dari orang-orang mulai dari calon presiden Senator Elizabeth Warren hingga salah satu pendiri Facebook, Chris Hughes, agar pemerintah memaksa raksasa media sosial itu menjual Instagram, yang dibeli pada 2012, dan WhatsApp yang dibeli pada 2014.

Tetapi bisnis inti perusahaan ini telah terbukti tangguh, karena Facebook menghancurkan estimasi pendapatan di masa lalu dalam dua kuartal terakhir.

Sementara rincian perjanjian itu tidak diketahui, dalam sepucuk surat kepada FTC awal tahun ini, Senator Richard Blumenthal, seorang Demokrat, dan Josh Hawley, seorang Republikan, mengatakan kepada FTC bahwa denda 5 miliar dolar AS terlalu kecil dan para pejabat tinggi di Facebook, termasuk pendiri Mark Zuckerberg, harus dianggap bertanggung jawab secara pribadi.

Komisioner FTC Rohit Chopra, seorang Demokrat, mengatakan bahwa FTC harus meminta pertanggungjawaban eksekutif atas pelanggaran keputusan persetujuan jika mereka berpartisipasi dalam pelanggaran. Chopra tidak menanggapi permintaan komentar pada Jumat (12/7).

Penyelesaian itu masih harus diselesaikan oleh Divisi Sipil Departemen Kehakiman AS dan pengumuman final bisa datang paling cepat minggu depan, kata sumber itu.

Sebuah sumber yang tahu tentang negosiasi penyelesaian telah mengatakan kepada Reuters pada Mei bahwa perjanjian apa pun akan menempatkan Facebook di bawah pengawasan 20 tahun.

Baca juga: Calon PM Inggris desak terapkan pajak atas Facebook, Google, Netflix

Baca juga: Facebook akan luncurkan mata uang kripto pada 2020

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019