"Kita memotivasi para petani untuk menerapkan pola pertanian secara organik, guna meminimalisir penggunaan bahan kimia pada tanaman," kata Erzaldi Rosman Djohan saat menggelar pertemuan dengan masyarakat Desa Zed, Bangka Belitung, Sabtu.
Ia mengatakan, sistem pertanian organik berbasis korporasi, dapat melalui budi daya pertanian beras organik. Dalam pola berbasis korporasi, perusahaan memiliki kewajiban untuk menyediakan bibit unggul berkualitas hingga pemasaran dan pasca panen, termasuk sinergitas petugas penyuluh lapangan dari dinas pertanian dengan penyuluh dari korporasi.
Pemprov Babel akan menata irigasi di kawasan Desa Zed agar lebih baik lagi, melalui pola pertanian organik berbasis korporasi dan membangun jalan produksi hingga peninjauan dan pengawas proses mulai dari penanaman.
"Petani kita minta menyiapkan lahan menjelang penanaman pada 50 hari ke depan," ujarnya.
Salah satu petani Desa Zed, Suri berharap Pemprov Babel memberi perhatian serius kepada para petani, karena mata pencaharian dan kehidupan petani hanyalah dari hasil pertanian.
"Kita minta Pemprov memberi perhatian serius dan kita harap Pak Gubernur hadir langsung di persawahan yang kita garap," ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Babel, Juaidi menambahkan melalui sosialisasi pertanian organik berbasis korporasi ini dapat dimanfaatkan para petani untuk menciptakan pengembangan kawasan pertanian (klaster) berbasis korporasi dan menguatkan infrastruktur pertanian.
"Luas kawasan yang direncanakan untuk lahan persawahan organik yang dikembangkan di Desa Zed mencapai 165 hektar," ujarnya.
Baca juga: Hadapi kemarau, Pemkab Bangka sarankan petani tanam palawija
Baca juga: Nilai tukar petani Bangka Belitung turun
Pewarta: Aprionis
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019