Kita demo bukan mengusir. Mereka ditaruh di sini juga tidak layak, dengan jumlah 1.100 orang. Mereka kemarin mandi dan makan saja teriak-teriak, kalau nanti ribut ke luar bagaimana?"

Jakarta (ANTARA) - Warga di sekitar tempat penampungan di gedung eks Kodim di Kalideres, Jakarta Barat, menolak keberadaan para pengungsi.

"Di sini dekat dengan sekolahan nanti mengganggu aktivitas anak-anak belajar. Itu tidak bagus. Dan tidak ada pemberitahuan, tiba-tiba dibersihkan dan besoknya orang-orang itu datang semua," ungkap Budi, warga Komples Daan Mogot Baru, ketika ditemui saat menyampaikan aspirasi di dekat penampungan, Sabtu.

Mereka mengaku belum mendapatkan pemberitahuan sebelumnya.

Baca juga: Spanduk tolak keberadaan pengungsi muncul dekat penampungan

Baca juga: Kondisi pencari suaka Kalideres setelah dipindahkan dari Kebon Sirih

Baca juga: Pengungsi duduki jalanan di depan kantor UNHCR


Perkataan Budi disambut tepuk tangan warga yang berjumlah puluhan yang berkumpul di depan gedung eks Kodim. Mereka memasang beberapa spanduk penolakan di sekitar gedung, yang menyatakan warga tidak menginginkan keberadaan pengungsi.

Menurut Budi, warga kompleks mengharapkan sebelum aktivitas belajar di sekolah mulai, pengungsi dipindahkan ke tempat yang lebih layak.

"Kita demo bukan mengusir. Mereka ditaruh di sini juga tidak layak, dengan jumlah 1.100 orang. Mereka kemarin mandi dan makan saja teriak-teriak, kalau nanti ribut ke luar bagaimana?" ujarnya.

Warga lain bernama Deo mengaku kalau jumlah pengungsi yang banyak dan ketiadaan jaminan keamanan juga menjadi dasar penolakan.

"Membantu secara kemanusiaan boleh, kita semua setuju akan itu. Tapi jangan mengorbankan warga Indonesia yang setiap bulan membayar pajak," ungkap Deo.

Lokasi penampungan memang berada tepat di samping sekolah Dian Harapan Daan Mogot.

Menurut pantauan Antara, para pengungsi tampak bebas berkeliaran di sekitar lokasi penampungan.

"Mereka baru tidak boleh keluar setelah jam 9," ujar salah satu petugas pamong praja di lokasi penampungan yang menolak disebut namanya.

Menurut data terakhir terdapat sekitar 1.155 pengungsi yang terdaftar di lokasi tersebut, menurut data resmi Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR).

Sebelumnya, para pengungsi tersebut direlokasi dari daerah Kebon Sirih, Jakarta Pusat, setelah beberapa pekan tidur di badan jalan daerah tersebut.

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019