"Kemarin saya melakukan kunjungan ke Cisayong dan ngobrol sama wisatawan ternyata wisatawan kesulitan untuk menginap. Untuk itu, saya akan mengonsepkan Desa Cisayong menjadi desa wisata homestay," kata Emil di Bandung, Sabtu.
Salah satu potensi wisata yang bisa ditingkatkan di desa tersebut yaitu adanya lapangan sepak bola Sakti Lodaya yang bertaraf internasional hasil swadaya masyarakat.
Lapangan yang luasnya 93 meter kali 53 meter dan dilengkapi sistem penyiraman otomatis ini, mampu mendongkrak pariwisata dengan omzet per bulannya mencapai Rp30 juta.
Namun, sayangnya wisatawan mengeluhkan tidak adanya penginapan atau homestay yang disewakan. Padahal Lapangan Sakti Lodaya sering dijadikan lokasi turnamen yang pesertanya dari berbagai daerah.
"Maka kita konsepkan desa wisata homestay di rumah-rumah penduduk," ujar Emil.
Untuk mewujudkannya pihaknya akan memberikan bantuan sebesar Rp630 juta. Menurut Emil, Desa Cisayong bisa dijadikan contoh bagi desa lain karena hanya dengan lapangan saja bisa menghasilkan kunjungan wisata.
"Jadi itu contoh dari lapangan saja yang sederhana menghasilkan kunjungan lalu ada transaksi dan kita akan wadahi menjadi desa wisata," ujar Emil.
Oleh karena itu Emil menyatakan bahwa desa Cisayong telah naik kelas dari desa dengan kategori berkembang menjadi desa maju.
"Desa itu (Cisayong) sekarang naik kelas dari desa berkembang menjadi desa maju dan suatu hari masuk ke kategori tertinggi yaitu desa mandiri," tuturnya.
Lebih lanjut Emil mengatakan bahwa saat ini sudah tidak ada lagi desa berstatus sangat tertinggal dan sejumlah program dan dukungan dari pemerintah daerah provinsi Jawa Barat membuahkan hasil meningkatkan status 48 desa yang tahun lalu sangat tertinggal.
"Alhamdulillah status desa sangat tertinggalnya sudah tidak ada, tahun lalu ada 48 sekarang sudah nol," kata dia.
Baca juga: Ambisi Desa Cisayong belum selesai soal lapangan Lodaya Sakti
Baca juga: Semangat Cisayong membangun lapangan bola berstandar internasional
Baca juga: Menpora janjikan kejuaraan sepak bola internasional di Cisayong
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019