Lewat teater, kita lebih mudah memahami sesuatu."

Jakarta (ANTARA) - Teater Pandora berkolaborasi dengan aktris Rachel Amanda menampilkan pertunjukan "Sun" yang mengangkat tema kesehatan ternak di pusat kebudayaan AtAmerica, Mal Pacific Place, Jakarta, Kamis malam.

Pentas berdurasi satu jam itu merupakan persembahan dari Kementerian Pertanian, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) serta lembaga donor Amerika Serikat (USAID) untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya penyakit hewan.

"Lewat teater, kita lebih mudah memahami sesuatu," tutur Rachel sebelum pertunjukan. Ia berharap pentas malam ini bisa membuat penonton lebih mengerti tentang kesehatan ternak.

Berdasarkan data Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Amerika Serikat (United States Center for Diseases Control and Prevention/USCDCP) pada 2017, tiga dari empat penyakit baru ditularkan dari hewan kepada manusia.

Menurut Direktur Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, drh Fadjar Sumping Tjatur Rasa, penyakit ternak di Indonesia tidak pernah mengalami "masa istirahat" karena iklim tropis yang membuat mikroorganisme selalu hidup.

"Kuman aktif terus sepanjang tahun, itu contoh kerentanan terhadap penyakit hewan ternak," kata Fadjar.

Ia berharap teater ini tak cuma memperkenalkan soal isu peternakan yang kurang familier di mata generasi muda, tapi juga menonjolkan hal-hal menarik di dunia tersebut, memotivasi bila ada yang ingin bergelut di bidang itu.

Stephen Rudgard, perwakilan FAO di Indonesia, menambahkan pihaknya terus bermitra dengan pemerintah untuk mengurangi risiko dan ancaman dari penyakit ternak untuk manusia.

Baca juga: Para Pensiunan: 2049, lakon horor tentang koruptor dari Teater Gandrik

Konferensi pers pertunjukan Teater Pandora bersama Rachel Amanda dalam pentas untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya penyakit hewan di AtAmerica, Pacific Place, Jakarta, Jumat (12/7). (ANTARA News/ Nanien Yuniar)

Pentas "Sun" berkisah tentang Pak Sun, peternak sukses yang bangkit dari wabah flu burung dan mengadakan sosialisasi "Peternak Sehat" untuk warga setempat.

Pak Sun yang kelelahan sempat tidak sadarkan diri, membuat tiga anaknya yang sudah lama meninggalkan kampung halaman akhirnya kembali untuk menengok.

Tiga anak bernama Reni, Ranti dan Anwar menganggap peternakan sudah ketinggalan zaman ketimbang kehidupan perkotaan. Mereka ingin ayahnya pensiun dan tinggal di kota.

Pak Sun yang beternak sebagai bukti cinta pada almarhum istrinya bersiasat agar anggapan yang ada di kepala anak-anaknya bisa berubah.

Ia meminta tiga anaknya mencari endog lanang, telur pertama dari ayam petelur yang berbentuk bulat dan kecil, sebagai syarat bila mereka betul-betul menginginkan ia pensiun.

Pencarian endog lanang itu mengajarkan anak-anak Sun mengenai proses yang sudah dilalui peternakannya.

Pesan dan informasi seputar peternakan modern yang jauh dari kesan kotor diselipkan di sela-sela melalui dialog dan foto pelengkap yang ditayangkan di layar panggung.

Penonton bisa belajar tentang proses yang dilewati peternak hingga produk-produknya bisa dipasarkan hingga ke luar Indonesia, juga peternakan yang ternyata higienis dan jauh dari kesan kotor.

Baca juga: Deretan pertunjukan teater di Jakarta pekan ini

Baca juga: "I La Galigo", teater dari sastra klasik Sulawesi Selatan

Baca juga: Museum Sejarah Jakarta gelar teater kolosal sambut HUT DKI

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019