Singapura (ANTARA News) - Harga minyak naik di perdagangan Asia, Selasa, saat para pelaku pasar memfokuskan perhatian mereka pada melemahnya nilai tukar dolar AS dan berita bahwa OPEC akan mempertahankan tingkat produksinya, para pelaku pasar menyatakan. Dalam perdagangan pagi, kontrak utama bursa New York, light sweet untuk pengiriman April, naik 18 sen menjadi 102,63 dolar per barel dibandingkan dengan harga penutupan Senin, 102,45 dolar per barel. Kontrak minyak sebelumnya terkena imbas aksi ambil-untung, tetapi para pedagang terus fokus pada melemahnya kurs dolar AS dan komentar dari para pejabat OPEC bahwa kartel minyak itu tidak akan mempertimbangkan kenaikan produksi saat pertemuan mereka pada Rabu. Harga minyak di New York sempat mencatat rekor baru 103,95 dolar pada Senin ketika nilai tukar dolar kembali melemah ke titik terendah atas euro. Minyak mentah Brent Laut Utara untuk pengiriman April naik 22 sen menjadi 100.70 dolar AS per barel. "Pergerakan dalam kurs dolar AS terus mempengaruhi harga komoditas," kata Victor Shum, analis energi senior Purvin and Gertz di Singapura. Presiden OPEC yang juga Menteri Energi Aljazair, Chakib Khelil mengatakan, ke-13 anggota kartel minyak tidak akan membahas soal kenaikan produksi dalam pertemuan resminya di Wina, Rabu besok. "Saya pikir OPEC tidak akan mempertimbangkan kenaikan produksi sebab kami tidak melihat ada kenaikan permintaan," kata Khelil di Wina. Kesimpulan awal bahwa OPEC tidak akan mengubah tingkat produksinya, kata Shum, seperti dikutip AFP. Anggota OPEC kini memproduksi sekitar 40 persen dari total produksi minyak dunia. (*)

Copyright © ANTARA 2008