Jakarta (ANTARA News) - Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia (BI), Halim Alamsyah, mengatakan belum ada surat dari investor China untuk membeli saham Temasek yang ada di Bank Internasional Indonesia (BII). "Belum ada surat dari Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) dan China Construction Bank (CCB) ke BI, baru Temasek yang memberitahu mau menjual sahamnya di BII, tetapi tidak disebutkan kepada siapa," kata Halim, di Jakarta, Selasa. Sementara itu, Direktur Perizinan dan Informasi Perbankan BI, Yang Ahmad Rizal, mengatakan investor baru akan mengajukan surat persetujuan dari BI setelah ada kesepakatan jual beli resmi dengan penjual sahamnya. "Harus ada kesepakatan dulu dengan BII, baru pembelinya mengajukan surat minta persetujuan ke BI," kata Yang Ahmad. Sebelumnya dikabarkan bahwa ICBC dan CCB berencana mengajukan penawaran untuk membeli 55,97 persen kepemilikan saham Temasek Holdings di Bank Internasional Indonesia (BII). Harian South China Morning Post memberitakan nilai transaksi penjualan saham BII akan menghasilkan sedikitnya satu miliar dolar AS (sekitar Rp9 triliun) bagi badan usaha milik pemerintah Singapura itu. Temasek, melalui Fullerton Financial Holdings (FFH), menguasai 75 persen kepemilikan saham di Konsorsium Sorak, yang menguasai 56,13 persen saham BII. Kookmin Bank, Korea Selatan, memiliki sisanya 25 persen saham di Sorak. Lima tahun lalu lalu, Temasek bersama Kookmin mengucurkan dana sekitar Rp2 triliun untuk membeli 51 persen saham milik BII yang dikuasai pemerintah. Dalam perkembangannya FFH terus menambah kepemilikan hingga 56,13 persen. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008