Kairo (ANTARA News) - Penguasa Mesir pada Senin menangkap 43 anggota Persaudaraan Muslim di seluruh negeri itu, kata sumber keamanan, sebagai bagian dari pembersihan menjelang pemilihan umum penting daerah. Anggota ditahan sesudah penggerebekan fajar atas rumah mereka di propinsi Sharqiya dan Gharbiya di delta Nil serta kota Qena dan Sohag di Mesir selatan. "Mereka ditahan dengan tuduhan menjadi anggota kelompok gelap. Dokumen disita dari beberapa rumah itu," kata sumber itu kepada kantor berita Prancis AFP. Mereka juga dituduh menyimpan bacaan menentang pemerintah dan mengadakan rapat gelap, kata sumber keamanan. Pemerintah Mesir meningkatkan tekanan atas anggota Persaudaraan Muslim, kelompok lawan terbesar dan paling tergalang di negara itu. Kendati secara resmi dilarang, kelompok tersebut menguasai seperlima dari kursi di parlemen, tempat anggotanya duduki sebagai anggota tak berpartai. Dengan biasa dikuasai partai berkuasa Demokrasi Bangsa, pemilihan umum daerah saat ini diperkirakan memicu persaingan sengit sesudah undang-undang dasar perubahan disahkan pada 2005, yang mengharuskan calon mandiri presiden mendapat dukungan anggota parlemen daerah. Pemilihan umum daerah tersebut ditangguhkan dua tahun pada 2006 dalam yang disebut pengulas sebagai upaya menghindari, atau sekurang-kurangnya menunda, keberhasilan lain Persaudaraan Muslim. Masir menahan lebih dari 230 anggota kelompok tersebut sejak tengah Februari, yang membuat tahanan itu berjumlah lebih dari 550 orang. Jurubicara kelompok itu menyatakan yang ditahan pada Senin tersebut mencakup pegiat dan calon anggota parlemen dalam pemilihan umum daerah pada 8 April, tapi ia menolak menyebut jumlah pasti yang merencanakan ikut pemilihan umum itu. "Mereka tertarik pada siapa pun akan menjadi calon," katanya. Kelompok itu berupaya membentuk negara Islam lewat jalan bukan kekerasan, secara demokratik. Calon mandiri untuk jabatan presiden memerlukan dukungan 140 anggota dewan daerah untuk mengikuti pemilihan umum, selain suara dari majelis tinggi dan rendah parlemen. Polisi Mesir pada tengah Februari menahan puluhan anggota Persaudaraan Muslim, kata petugas keamanan, meningkatkan penumpasan terhadap kelompok penentang di negara itu menjelang pemilihan umum daerah pada April. Kelompok tersebut merupakan tantangan paling kuat bagi partai Demokrasi Bangsa pada pemilihan umum daerah 8 April. Partai itu bertahun-tahun menguasai dewan daerah. Persaudaraan itu menerbitkan nama 70 orang, yang disebutnya ditangkap polisi pada dini hari di lima propinsi. Petugas keamanan menyebut jumlahnya 69 orang. Anggota itu ditangkap di rumah mereka di Kairo, Giza, Souhag, Qaliobiya, Assyout dan Menya dengan tuduhan menjadi anggota kelompok terlarang, menentang pemerintah dan menyebarkan selebaran keagamaan, kata sumber. Pemerintah itu baru-baru ini meningkatkan penumpasannya atas kelompok tersebut menjelang pemilihan daerah tersebut. Kelompok itu dilarang sejak 1954, tapi muncul lagi dalam 30 tahun terakhir sebagai gerakan politik tergalang terbaik dan kuat di Mesir tersebut. Kelompok itu memperjuangkan pelaksanaan syariat Islam, yang menentang campuran hukum sekuler dan agama, yang anggotanya masuk parlemen sebagai orang tidak berpartai. "Penahanan terkini itu berhubungan dengan pemilihan umum daerah," kata pemimpin kawakan Persaudaraan Essam Erian kepada kantor berita Inggris Reuters, "Ini sama jelas dengan sinar matahari." (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008