Jakarta (ANTARA) - Sejumlah warga Kelurahan Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta menyarankan agar pemerintah mengganti ikan kembung yang masuk dalam salah satu produk pada program pangan murah yang diadakan oleh Pemprov DKI Jakarta dengan produk berprotein lainnya.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh beberapa warga yang mengikuti program pangan murah di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Taman Keuangan.
Kunah salah seorang warga mengatakan bahwa ketika ia memasak ikan kembung yang didapat dari program ini, sering tersisa dan tidak dimakan oleh keluarganya.
“Sebenarnya bagus ikan kembung banyak proteinnya, tapi mungkin karena lidah kita tidak biasa jadi sering tidak ada yang makan jika saya masakan,” katanya.
Marwan warga Penjernihan juga mengaku bahwa anaknya menginginkan menu berprotein lainnya sehingga ikan kembung yang didapatnya sering tidak di makan.
“Program pangan murah kan untuk menunjang gizi anak, lah anak saya sendiri enggak doyan ikan kembung,” ujarnya.
Berbeda dengan Marwan dan Kunah yang tetap mengambil ikan kembung meskipun keluarganya tidak menyukai ikan tersebut, Rahayu justru dengan sengaja untuk tidak mengambil ikan kembung.
“Saya tidak ambil karena saya tahu anak saya tidak suka. Tapi ya dengan resiko menu protein justru tidak didapat padahal ini program untuk gizi anak. Serba dilema,” katanya.
Menurut Pengurus RPTRA Keuangan Nidia Noviani, ikan kembung merupakan yang paling sering tersisa di antara semua produk pangan yang tersedia seperti beras, telur, daging ayam, daging sapi, daging kerbau, susu UHT, termasuk juga ikan kembung itu sendiri.
“Setiap ada pangan murah selalu ikan kembung paling banyak sisa,” kata Nidia saat ditemui di Jakarta, Jumat.
Baca juga: RPTRA Keuangan sediakan 800 paket pangan murah
Nidia mengatakan bahwa ada beberapa warga yang terkadang mengeluhkan produk ikan kembung tersebut. Pasalnya, para warga tersebut lebih sering mengosumsi jenis ikan lainnya.
“Ya kalau dibandingkan sama ikan lain yang sekelas dengan ikan kembung kayak tongkol atau tengiri mereka lebih sering konsumsi itu,” katanya.
Nidia menyarankan agar pemerintah bisa mengganti ikan kembung tersebut dengan produk berprotein lainnya yang lebih bisa diterima oleh masyarakat.
“Tempe kan bisa, kalau keju terlalu mewah. Atau jenis ikan lain yang sama-sama berprotein,” kata Nidia.
Baca juga: Ratusan warga serbu pangan murah di RPTRA Keuangan
Lurah Bendungan Hilir Rifa Mufrida menambahkan, setiap produk pangan yang tersisa di RPTRA selalu langsung dikembalikan ke pemerintah yang terkait.
“Ya seperti telur, daging kerbau, atau ikan kembung yang sering banyak sisa selalu kita kembalikan ke pemerintah,” ujarnya.
Pangan murah ini diadakan dalam rangka meningkatkan gizi anak dan warga. Program ini menyasar masyarakat yang mempunyai Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus, Kartu Pekerja, Kartu Lansia Jakarta (KLJ), Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), Pekerja Harian Lepas (PHL) hingga penghuni rusun milik Pemprov DKI Jakarta.
Baca juga: Menteri Susi ajak masyarakat konsumsi ikan seperti orang Jepang
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019