Terpilihnya Destry menjadi angin segar bagi rupiah karena Destry pro dengan pasar

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Jumat sore terapresiasi, seiring makin kuatnya sinyal penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed) pada akhir bulan ini.

Rupiah menguat 59 poin atau 0,42 persen menjadi Rp14.008 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.067 per dolar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat, mengatakan, testimoni Gubernur The Fed Jerome Powell hari kedua di depan Komite Perbankan Kongres AS, semakin menunjukkan bahwa ekonomi AS masih terancam oleh lemahnya kegiatan industri, jinaknya inflasi, serta memanasnya perang dagang.

"Dari testimoni tersebut mengindikasikan sinyal penurunan suku bunga Fed seakan tidak mengindahkan naiknya laju inflasi AS yang dirilis kemarin. Tingkat inflasi Juni yang diumumkan 1,6 persen kemarin dinilai menjadi yang tertinggi dalam 1,5 tahun terakhir," ujar Ibrahim.

Dari domestik, Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyetujui Destry Damayanti sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS BI). Baca juga: Dipilih secara aklamasi, Destry jadi Deputi Gubernur Senior BI

"Terpilihnya Destry menjadi angin segar bagi rupiah karena Destry pro dengan pasar yang memang saat ini sedang diuji ketahanan ekonomi Indonesia pasca- Fed akan menurunkan suku bunga acuan di akhir bulan ini," kata Ibrahim.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp14.074 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.008 per dolar AS hingga Rp14.090 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.085 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.089 per dolar AS.

Baca juga: IHSG akhir pekan melemah, dipicu aksi ambil untung investor lokal


Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019