Kalau soal napas pada dewasa beda, wanita hamil beda, anak-anak beda."
Jakarta (ANTARA) - Para orang tua harus membiasakan anaknya untuk bernapas menggunakan hidung, sebab hal tersebut akan mempengaruhi masalah kesehatan tidur saat dewasa.
Praktisi kesehatan tidur dari RS Mitra Kemayoran, dr. Andreas Prasadja, RSPGT mengatakan bahwa cara bernapas anak-anak akan mempengaruhi saraf-saraf yang ada pada tubuhnya.
Masih menurut dr. Andreas, kebiasaan bengong pada anak juga bisa membuat pertumbuhan rahangnya menjadi tidak maksimal.
"Anak-anak jauh lebih penting untuk membiasakan napas lewat hidung saat terjaga. Karena kalau dia terbiasa napas di mulut saat terjaga, nganga, bengong mulutnya terbuka, saraf-sarafnya ini akan terganggu di wajah," ujar dr. Andreas saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat.
"Nantinya pertumbuhan rahang atas dan bawah akan jelek, akan jadi kecil. Nah, anak-anak inilah yang nanti dewasanya akan menderita sleep apnea (ngorok)," lanjutnya.
Sementara itu, penyanyi Andien sempat mempraktekkan metode buteyko atau tidur dengan cara menutup mulut menggunakan plester pada sang anak, Anaku Askara Biru atau yang dikenal dengan Kawa yang masih berusia dua tahun.
Menurut dr. Andreas hal tersebut tidaklah masalah, hanya saja jika sang anak terlihat mulai kesulitan bernapas, para orang tua harus segera membuka plesternya.
"Anak-anak beda lagi. Kalau soal napas pada dewasa beda, wanita hamil beda, anak-anak beda. Nah, kalau anak-anak, pesan saya silakan, tapi kalau dia sesak silakan buka aja. Kalau pilek si artis malah merasa lega, ya syukur. Tapi, kalau ternyata dia keliatan sesak, ya buka aja," jelas dr. Andreas.
Baca juga: Viral Andien tidur dengan mulut diplester, bahayakah?
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019