Petrokimia mampu mengeluarkan produk baru yang merupakan langkah strategis perusahaan untuk merealisasikan target transformasi bisnis sebagai pimpinan pasar, dan pemain dominan di pasar komersial.

Gresik, Jawa Timur (ANTARA) - PT Petrokimia Gresik, sebagai salah satu badan usaha milik negara yang menopang ketahanan pangan nasional akan mengambil bagian lebih besar pada pengembangan riset untuk menghadapi persaingan industri, kata pimpinan perusahaan tersebut di Gresik, Jawa Timur.

"Riset selalu menempati posisi penting dalam organisasi yang ingin memenangi persaingan industri, dan kami ingin keluar dari beberapa zona yang pada akhirnya mendapatkan teknologi baru," kata Direktur Utama Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi di Gresik, Jumat.

Pada pembukaan Petro Agrifood Expo (PAE) 2019 di Kebun Percobaan (Buncob) Petrokimia Gresik, Jalan Notoprayitno, Rahmad mengatakan, riset adalah segmen pasar yang belum menempati posisi baik, namun memiliki potensi besar.

Berkat riset, kata dia, Petrokimia mampu mengeluarkan produk baru yang merupakan langkah strategis perusahaan untuk merealisasikan target transformasi bisnis sebagai pimpinan pasar, dan pemain dominan di pasar komersial.

"Oleh karena itu, pada acara ini kami meluncurkan produk baru untuk menambahi segmen baru, yakni Petro Ningrat dan Rumah kaca sebagai pusat penelitian riset Petrokimia Gresik," katanya.

Baca juga: Kementan gelar Agrivaganza, ingin milenial masuk ke bisnis pertanian

Ia menjelaskan, Petro Ningrat merupakan produk pengembangan untuk tanaman perkebunan, hortikultura buah dan umbi, antara lain tembakau, kentang, cabai, bawang merah, tomat, melon, serta buah-buahan.

"Produk ini melengkapi deretan produk inovatif kami di pasar komersial. Jika Phonska Plus menyasar pasar komersil pertanian, maka Petro Ningrat menyasar pasar komersil perkebunan melengkapi NPS Petro Nitrat yang sudah lebih dulu diluncurkan tahun lalu," katanya.

Ia mengatakan, hasil serangkaian uji coba di lapangan menunjukkan, NPK Petro Ningrat mampu meningkatkan hasil panen tanaman perkebunan antara 10 hingga 37 persen, seperti aplikasi pada tanaman kentang di Kota Batu yang mampu menghasilkan 41,25 ton per hektare, atau meningkat 37 persen.

Kemudian uji coba NPK Petro Ningrat pada tanaman tembakau di Kabupaten Jember dan Lombok Timur mampu menghasilkan panen sebanyak 1,6 ton/hektar (meningkat 10,6 persen) dan 1,5 ton/hektar (meningkat 11 persen). Sedangkan pada tanaman bawang merah di Kabupaten Nganjuk mampu meningkatkan produktivitas petani hingga 28,5 persen, atau menghasilkan 18 ton/hektar.

Rahmad mengatakan, NPK Petro Ningrat 12-11-20 mengandung Nitrogen berupa Nitrat, keunggulannya mampu memperbaiki aroma, warna, rasa dan kelenturan dari daun tembakau.

Kemudian, dapat membuat tanaman lebih tegak dan kokoh serta merangsang pembentukan umbi dan buah; cocok digunakan untuk lahan kering; serta larut dalam air sehingga mudah diserap tanaman.

Saat ini, produk tersebut secara teknis dan legalitas telah siap untuk dikomersialisasikan dengan berbagai kemasan mulai dari 1 kg, 5 kg, hingga 20 kg.

Sementara itu, untuk acara PAE 2019 tahun ini adalah yang ke-14 kalinya diselenggarakan, digelar selama tiga hari (12-14 Juli 2019) dan merupakan rangkaian Hari Ulang Tahun ke-47 Petrokimia.

Rahmad mengatakan tujuan PAE adalah untuk mengekspos hasil riset perusahaan agar dikenal dan dapat dimanfaatkan oleh pelaku pertanian. Misalnya, teknologi pertanian terbaru, serta kegiatan-kegiatan penelitian dan uji aplikasi produk.

"PAE adalah momen penting untuk menunjukkan keunggulan Petrokimia Gresik di bidang riset sekaligus menarik potential customer," katanya.
Baca juga: Petrokimia Gresik mulai bidik program transfromasi bisnis

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019