Jakarta (ANTARA) - Merokok berdampak buruk bagi kesehatan sendiri dan juga orang lain. Saat seseorang menghisap rokok, sebagian besar asapnya tidak masuk ke paru-paru perokok, melainkan dilepaskan ke udara sehingga dihirup oleh mereka yang tidak merokok.

Makin sering seseorang terpapar asap rokok, makin tinggi pula risiko gangguan kesehatan yang dialami perokok pasif.

"Terus menghirup asap rokok secara pasif dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terserang kanker paru-paru sebanyak 25 persen," kata dokter Kevin Adrian dari Alodokter dalam keterangan tertulis,Jumat.

Selain itu, perokok pasif juga meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, yang dapat menyebabkan serangan jantung, nyeri dada, dan gagal jantung.

Asap rokok yang dihirup juga dapat mengakibatkan pengerasan arteri, atau yang disebut dengan aterosklerosis. Hal ini dapat disebabkan oleh lemak, kolesterol, dan zat lainnya (seperti bahan kimia pada rokok) yang terbentuk di dinding arteri.

Pengerasan pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan arteri dan menghalangi aliran darah.

Kevin menambahkan asap rokok tidak hilang begitu saja setelah dihembuskan karena bisa bertahan di udara 2,5 jam.

Asap rokok akan tetap ada meski tidak terdeteksi oleh indera penciuman maupun penglihatan. Hal ini juga berlaku di tempat tertutup yang tidak luas, seperti di dalam mobil. Bahkan asap rokok mungkin masih ada dalam jumlah besar meskipun orang tersebut telah berhenti merokok.

Terpapar asap rokok dapat menimbulkan gejala seperti mata teriritasi, sakit kepala, batuk, sakit tenggorokan, dan pusing.

Setidaknya, dalam asap rokok terkandung beberapa jenis bahan kimia, seperti hidrogen sianida --gas beracun yang digunakan dalam senjata kimia dan pengendalian hama--, benzene yang ditemukan pula di dalam bensin, formaldehida --bahan pengawet yang digunakan untuk membalsem mayat-- dan karbon monoksida --gas beracun yang ditemukan di dalam knalpot mobil--.

Pada ibu hamil, terpapar asap rokok membuatnya berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi seperti keguguran, bayi lahir mati, dan bayi dengan berat badan di bawah rata-rata.

Pada anak-anak, terpapar asap rokok membuat mereka berisiko terkena asma, pilek, infeksi telinga dan infeksi sistem pernapasan, alergi dan meningitis.

"Bukan hanya kesehatan anak perokok pasif yang terganggu, kemampuan akademik anak juga lebih rendah dibandingkan anak yang tidak terpajan asap rokok."

Baca juga: Menkes ajak masyarakat tinggalkan rokok

Baca juga: Dokter jelaskan prosedur pemeriksaan kesehatan deteksi kanker paru

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019