Jakarta (ANTARA News) - Rupiah di pasar uang spot antar-bank Jakarta, Senin sore, melemah ke level 9.100 per dolar AS, meski laju inflasi Februari 2008 membaik mencapai 0,65 persen di luar perkiraan para analis sebelumnya sekitar 0,8-1,0 persen. Nilai tukar rupiah merosot menjadi 9.115/9.120 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu 9.051/9.110 per dolar AS atau turun 64 poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, memprediksi koreksi rupiah tidak akan berlangsung lama, karena sentimen positif akan muncul apabila bank sentral AS (The Fed) jadi menurunkan suku bunganya. The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunganya sebesar 75 basis poin, sehingga selisih bunga rupiah terhadap dolar AS akan semakin tinggi, katanya. Dengan penurunan bunga The Fed itu akan memicu pelaku asing aktif bermain di pasar domestik mengingat selisih bunga rupiah dan dolar AS menguntungkan investasi di pasar domestik, katanya. Namun, lanjut dia, inflasi bulanan yang membaik, masih menancapkan inflasi tahunan pada posisi tinggi 7,4 persen, jauh dari target inflasi tahunan Bank Indonesia (BI) sebesar 5 persen plus minus satu persen. Menurut dia, apabila laju inflasi pada Maret mendatang tinggi, BI diperkirakan akan menaikkan tingkat suku bunga acuan, sedangkan pada bulan ini BI diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunganya. Karena itu pemerintah harus hati-hati dan menjaga jangan sampai laju inflasi itu bergerak naik dari angka bulan Februari. "Laju inflasi saat ini masih mengkhawatirkan," ucapnya. Sementara itu, Dirut PT Finance Corpindo mengatakan, pemerintah harus mengoptimalkan produk-produk primer yang diekspor ke luar negeri, karena AS sedang menuju resesi di tengah kekhawatiran atas pengetatan kredit. Produk primer ini sangat mendukung pertumbuhan ekonomi mengingat harganya cenderung menguat. Dengan meningkatnya produk primer itu, maka pendapatan negara akan semakin baik, dan memicu cadangan devisa negara, ucapnya. "Kami optimis pemerintah akan berusaha ke arah sana, apalagi lahannya cukup tersedia hanya tinggal menunggu pelaksanaannya saja," tambahnya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008