"Agama saya Islam. Setahu saya dalam ajaran Islam yang saya pahami ini sikap toleransi sangat ditekankan. Tuhan saja sangat toleran, masa kita tidak," kata Anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila itu saat membuka acara Bincang Seru Mahfud di Auditorium Universitas Al-Azhar, Jakarta, Jumat.
Karena itu, Mahfud menegaskan, jangan ada pemaksaan atau tindakan semena-mena kehendak mayoritas.
"Jangan sampai pecah dan perang antarsaudara sendiri. Cerita dari negara-negara konflik itu sangat menyedihkan dan terpuruk," katanya.
Untuk mendorong nilai toleransi dan nilai-nilai lain Pancasila di kalangan generasi muda, kata dia, pihaknya akan terus intensif menginisiasi diskusi-diskusi kepancasilaan di berbagai kampus dan komunitas.
Dikatakannya, topik yang dibahas dalam diskusi itu adalah tentang penguatan nilai Pancasila dan pelaksanaannya.
Pembicara lain dalam acara itu, Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia Asep Saefuddin mengatakan bahwa Indonesia adalah negara percontohan dalam toleransi dan demokrasi.
"Negara-negara Timur Tengah menjadikan Indonesia sebagai percontohan bagaimana Indonesia dengan umat Muslim mayoritas tetap bisa merangkul pemeluk agama lain. Mereka memuji Indonesia sebagai model pluralisme," katanya.
"Keragaman itu sudah fitrah, tidak bisa dipertentangkan, bukan alat perpecahan," ujarnya.
Menurut dia, potensi perpecahan sebagai imbas Pemilu bisa dihindari. Saat ini sudah tidak lagi menonjol kelompok paslon 1 atau 2 tapi sudah kembali menyatu.
Pewarta: Zita Meirina
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019