Jakarta (ANTARA News) - Kematian seorang ibu hamil beserta anak balitanya di Makassar, pekan lalu yang diduga akibat kelaparan, dapat disebut sebagai salah satu bukti bahwa elit politik di Indonesia saat ini tidak memiliki kepekaan dan tanggung jawab sosial. Sekretaris Dewan Nasional Setara Institut, Rm A Benny Susetyo Pr, Senin, di Jakarta, mengatakan bahwa elit politik yang seharusnya melayani masyarakat, sekarang cenderung tidak memiliki kesadaran akan kemanusiaan dan keadilan. "Kondisi ini akibat dari perlakuan para elit yang menempatkan politik sebagai pertarungan kapital dan kapitalisme politik telah menciptakan hilangnya kesadaran bahwa berpolitik tidak lagi untuk melayani rakyat, melainkan logikanya berbalik dengan menjadikan politik sebagai perdagangan jabatan,",kata Benny. Menurut Benny, keutamaan pejabat publik untuk peka terhadap penderitaan rakyat sudah hilang dan ketidakpekaan itu merupakan cermin dari matinya akal sehat dalam menciptakan keadaban politik. Sementara itu, politisi dari Partai Demokrat, Nurhayati Assegaf mengajak semua warga untuk menghentikan kebohongan publik dan menegakkan keadilan. Nurhayati mengharapkan para pejabat pemerintah daerah untuk memikul tanggung jawab, bukan hanya menyalahkan pemerintah pusat dalam kasus seperti musibah yang menimpa keluarga penarik becak di Makassar itu. Era reformasi yang ditandai dengan semakin kuatnya pemerintahan daerah dengan sistem otonomi daerah, seharusnya bukan sekedar dipandang dari sisi jabatan dan kedudukan pejabat daerah, melainkan juga diikuti tanggung jawab pejabat terhadap rakyat yang telah memilih mereka sebagai pemimpin. Pemerintah pusat, menurut Nurhayati, telah mengeluarkan banyak kebijakan yang pro-rakyat kecil melalui pemberian berbagai dana khusus di bidang kesejahteraan, kesehatan dan pendidikan. "Jika bantuan-bantuan itu tidak sampai ke rakyat di daerah, maka perlu diusut penghambatnya, dan dicari tahu siapa yang harus bertanggungjawab," tegasnya. Warga Makassar, Dg Basse (35), yang sedang hamil dan anaknya Bahir (5) meninggal dunia Jumat pekan lalu dan dilaporkan akibat kelaparan. Namun pejabat Dinas Kesehatan setempat kemudian membantah korban meninggal akibat kelaparan, tetapi akibat kekurangan cairan tubuh (dehidrasi) yang terjadi karena kedua korban terserang diare. (*)
Copyright © ANTARA 2008