Yang jelas, saya tidak ikut berkompetisi. Semoga Surabaya mendapatkan cawali sekaliber bu Risma. Itu saja doa saya."
Surabaya (ANTARA) - Mantan Dirut Perusahaan Daerah Air Minum (PADM) Surya Sembada Surabaya periode 2006-2010 Muhammad Selim yang namanya masuk bursa Cawali Surabaya memilih mendukung Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Surabaya Jamhadi untuk maju di Pilkada Surabaya 2020.
"Saya memang belum berminat. Saya dukung Jamhadi bila dia bersedia maju. Penekanannya tetap ke Pak Jamhadi," kata M. Selim kepada ANTARA di Surabaya, Jumat.
Baca juga: Jamhadi tanggapi namanya muncul di bursa cawali Surabaya
Baca juga: M. Sholeh deklarasikan diri sebagai Cawali Surabaya jalur independen
Baca juga: Whisnu dinilai punya kemampuan lanjutkan kepemimpinan Wali Kota Risma
Diketahui pasca-digelarnya Konferensi Cabang PDI Perjuangan Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu (7/7) muncul wacana yang beredar bahwa dirinya bersama Ketua Kadin Surabaya Jamhadi diusulkan oleh Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PDI Perjuangan, Bambang DH, sebagai Cawali Surabaya 2020.
Pertimbangan mengusulkan Selim karena dianggap telah berhasil membawa PDAM mampu menghasilkan profit atau deviden bagi Pemkot Surabaya pada akhir 2010. Bahkan BUMD yang nyaris bangkrut tersebut di bawah kepemimpin Selim di akhir masa jabatan Bambang DH sebagai Wali Kota Surabaya membukukan keuntungan bersih Rp150 miliar setelah pajak.
Sedangkan Jamhadi diketahui sebagai pengusaha sukses yang juga Ketua Kadin Surabaya. Selama Bambang DH sebagai Wali Kota Surabaya dalam kurun 2002-2010, Jamhadi diangkat sebagai Staf Ahli Wali Kota Surabaya dan juga Badan Pengawas PDAM Surabaya.
Melalui Jamhadi dan Selim inilah PDAM yang merupakan BUMD milik Pemkot Surabaya mendapat predikat terbaik se-Indonesia.
Apalagi setelah tidak menjabat sebagai Dirut PDAM Surabaya, Selim mendapatkan posisi strategis sebagai Chief Executive Officer (CEO) di Moya Indonesia Holding (MIH ). MIH adalah salah satu usaha bidang air dari Salim Group.
Saat ditanya alasan menolak maju Pilkada Suabaya, Selim menegaskan bahwa dirinya masih fokus pada karir yang digelutinya saat ini dan juga karena pihak keluarga tidak mengizinkannya maju sebagai Cawali Surabaya.
"Yang jelas, saya tidak ikut berkompetisi. Semoga Surabaya mendapatkan cawali sekaliber bu Risma. Itu saja doa saya," ujarnya.
Hal ini berbeda dengan apa yang disampaikan Ketua Kadin Surabaya Jamhadi. Jamhadi secara diplomatis mengatakan maju sebagai wali kota atau gubernur bahkan presiden bisa datang dari berbagai karir.
"Termasuk karir politik seperti Pak Bambang DH, Mas Whisnu Sakti Buana dan Mbak Puti. Bahkan Pak Jokowi jadi presiden juga karirnya dari sektor dunia usaha," katanya.
Saat ditanya apakah menerima usulan tersebut? Jamhadi tidak mengiyakan dan juga tidak menolak, melainkan pihaknya menyarankan agar posisi tersebut diberikan kepada kader PDIP yang sudah lama meniti karir politik, sosial, budaya dan bisnis.
"Ada banyak kader-kader PDIP meniti karir di bidang politik, sosial, budaya dan bisnis. Semua bidang profesi tersebut ujungnya sama untuk bekerja bagi peningkatan kesejahteraan umat," ujarnya.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019