"Apakah startup ini punya bisnis yang berkelanjutan atau tidak. Ketika perusahaan besar datang apakah dia bisa hancur, misalnya," ujar Lee ditemui usai acara Indonesia-Korea Startup Demo Day di Jakarta, Kamis.
Hal itu penting, menurut Lee, sebab jika model bisnis sebuah startup mirip atau potensial untuk dikembangkan oleh startup lain yang telah matang, maka bukan tidak mungkin untuk startup tersebut diakuisisi.
"Contohnya, Grab atau Gojek bisa saja akuisisi atau bikin model baru, bisa saja startup itu hancur. Tapi apakah mereka benar-benar punya yang model bisnis yang tidak bisa ditiru? Ini penting," kata Lee.
Selain itu, menurut Lee, investor asing juga akan memperhatikan pasar dari model bisnis yang dibuat startup. Investor akan melihat apakah pasar dari bisnis yang dikembangkan startup tersebut sedang bertumbuh atau tidak.
Kondisi pasar, lanjut Lee, menjadi salah satu faktor yang sangat penting untuk melihat apakah startup tersebut memiliki keunggulan kompetitif.
"Mungkin bisnisnya tumbuh, tapi startup itu punya bisnis yang berkelanjutan tidak ke depannya, karena Venture Capital tidak akan seterusnya menyuntikan dana, jadi dilihat juga keunggulan kompetitifnya," ujar dia.
Faktor lain yang memikat investor asing untuk memberi suntikan dana kepada kepada sebuah startup adalah sistem managemen dan operasional yang baik.
Dalam Indonesia-Korea Startup Demo Day sebanyak 26 perusahaan rintisan atau startup, yang terdiri dari 11 startup Indonesia dan 15 startup Korea, mendapatkan kesempatan untuk membangun jejaring sekaligus presentasi untuk mendapatkan pendanaan di depan para investor asing.
Acara tersebut merupakan hasil kolaborasi Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bersama dengan Korea Interntional Trade Association (KITA), Korea Creative Content Agency (KOCCA), Korea Internet & Security Agency (KISA) dan Korea SMEs and Startups Agency (KOSME).
Indonesia dan Korea Selatan telah lama menjalin kerjasama dalam bidang ekonomi. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), kerjasama antara kedua negara tersebut dalam investasi terus menguat secara signifikan.
Selama periode 2014 sampai Maret 2019, investasi Korea Selatan di Indonesia mencapai 7,3 miliar dolar AS, membuat Korea berada di posisi ketujuh FDI terbesar di Indonesia.
Baca juga: Startup Indonesia kian dilirik Venture Capital asing
Baca juga: 26 perusahaan rintisan ikuti Indonesia-Korea Startup Demo Day 2019
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019