Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN M Yani di Jakarta, Kamis, mengatakan film Dua Garis Biru dapat membantu BKKBN dalam menjangkau remaja Indonesia lebih luas dengan program Generasi Berencana (GenRe).
"Dalam program kita sulit menggambarkan realita ini, tapi film ini dengan mudah memberikan gambaran yang benar-benar terjadi di tengah masyarakat," kata Yani.
Film Dua Garis Biru karya sutradara Ginatri S Noer mengisahkan sepasang remaja yang melampaui batas dalam berpacaran sehingga berujung pada pernikahan usia dini.
Film tersebut memberi pesan bahwa remaja harus memiliki rencana kehidupannya sejak awal hingga kelak membangun rumah tangga. Garis Dua Biru menggambarkan pernikahan di usia muda bisa merusak masa depan dan memupuskan berbagai cita-cita.
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Dwi Listyawardani mengatakan bahwa film tersebut bisa menjadi edukasi kesehatan reproduksi kepada remaja yang menontonnya.
Film itu menggambarkan realita bahwa anak remaja sedikit mengetahui dan belajar tentang kesehatan reproduksi namun tidak mengetahui risiko-risiko yang bisa terjadi akibat perkawinan usia muda.
"Salah satu penyebab kematian ibu kehamilan usia terlalu muda," kata Dwi.
Menurut dia, menyampaikan sosialisasi mengenai kesehatan reproduksi, perencanaan kehidupan, dan nilai-nilai lain kepada remaja memang lebih tepat dengan menggunakan media film.
"Penyajiannya memang harus seperti ini, dalam bentuk ceramah orang nggak akan dengar, tapi dengan film seperti ini bisa tersampaikan," kata dia.
Dwi pun mengatakan BKKBN akan membawa film Dua Garis Biru sebagai sosialisasi program agar bisa ditonton oleh remaja di seluruh provinsi.
Baca juga: Remaja harus memahami bahwa mereka akan menjadi orang tua
Baca juga: BKKBN: Sebelum menikah diharapkan remaja mampu ukur diri
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019