Pertumbuhan perusahaan rintisan fintech dinilai bagus karena dapat saling membantu tumbuhnya usaha kecil.

Jakarta (ANTARA) - Manager Venture Capital asal Korea Selatan Mirae Asset, Young Joon Lee, mengatakan pasar Indonesia menjadi daya tarik kian banyak Venture Capital VC asing berinvestasi pada startup atau perusahaan rintisan lokal.

"Alasannya profit," jawab Lee singkat, ketika ditemui usai acara Indonesia-Korea Startup Demo Day di Jakarta, Kamis.

Menurut Lee, Venture Capital sudah sejak enam tahun lalu melirik pasar Asia. Hasilnya, pada 2018 porsi investasi para Venture Capital di pasar Asia melampaui Amerika Serikat.

"Di situ memang kontribusinya lebih banyak dari China, tapi Asia Tenggara juga berkembang sangat cepat, terutama Indonesia," ujar dia.
Baca juga: 26 perusahaan rintisan ikuti Indonesia-Korea Startup Demo Day 2019

Lee melihat saat ini banyak perusahaan rintisan Indonesia berkecimpung di bidang kesehatan, film, komik dan perjalanan. Namun, saat ini investasi paling banyak terjadi dalam bidang e-commerce, misalnya Tokopedia dan Bukalapak.

Selain itu, Lee juga menyebut banyak perusahaan rintisan yang menjalani bisnis di bidang fintech, khususnya permodalan. Pertumbuhan perusahaan rintisan fintech dinilai bagus karena dapat saling membantu tumbuhnya usaha kecil.

"Indonesia mempunyai struktur perbankan yang sangat tidak bagus dibanding negara lain, walalupun perkembangannya sangat bagus. Bank tidak bisa memberi pinjaman karena resources kurang juga infrastruktur tidak bagus, kekosongan ini yang akan diisi oleh startup-startup, contohnya fintech," ujar Lee.
Baca juga: Bekraf: Pelaku usaha rintisan tidak perlu risaukan pajak digital

Di sisi lain, keberhasilan perusahaan rintisan e-commerce, menurut Lee, mendorong perbaikan pada bidang logistik Indonesia.

Lee juga mengatakan bahwa kehadiran Venture Capital untuk memberi suntikan dana pada berbagai perusahaan rintisan tersebut bertujuan untuk membuat ekonomi Indonesia berkembang ke arah yang lebih baik.

"Karena ada e-commerce, ada juga yang mengantar-mengantar barang. Persaingannya membuat Indonesia lebih bagus," kata Lee.
Baca juga: Kemnaker minta "startup" pariwisata kembangkan ekonomi digital

Indonesia dan Korea Selatan telah lama menjalin kerjasama dalam bidang ekonomi. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), kerjasama antara kedua negara tersebut dalam investasi terus menguat secara signifikan.

Selama periode 2014 sampai Maret 2019, investasi Korea Selatan di Indonesia mencapai 7,3 miliar dolar AS, membuat Korea berada di posisi ketujuh penanaman modal asing langsung (FDI) terbesar di Republik Indonesia.

Baca juga: PUPR-Korsel susun infrastruktur pintar lalu lintas Jakarta
Baca juga: Menperin: manufaktur Indonesia bertransformasi seperti Korsel

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019