Auckland (ANTARA) -
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan negara-negara Pasifik menjadi salah satu prioritas politik luar negeri Indonesia karena tanpa disadari merupakan bagian dari keluarga besar kawasan tersebut, di mana tentunya Afrika juga menjadi perhatian.
"Indonesia merupakan bagian dari Pasifik sehingga tidak ada salahnya dan merupakan suatu keharusan untuk memperkuat tali persaudaraan dalam bentuk kerja sama," katanya di Sky City Convention Center Auckland, Kamis.
Menurut Retno, kebetulan dari sisi kondisi geografis, banyak sekali tantangan sama yang dihadapi oleh negara-negara Pasifik dan Indonesia karena sama-sama memiliki pulau kecil, salah satunya mengenai permasalahan perubahan iklim.
"Di mana puncaknya pada Maret 2019 digelar kegiatan Forum Indonesia-Pasifik Selatan atau Indonesia-South Pacific Forum (ISPF) 2019 menjadi ajang di mana Indonesia pertama kalinya duduk bersama keluarga besar Pasifik mengenai potensi kerja sama apa saja yang dapat dilakukan," ujarnya.
Dia menjelaskan biasanya Indonesia dan negara-negara Pasifik tidak pernah duduk bersama dan membahasnya, akhirnya dilaksanakannya momen pada Maret 2019 yakni ISPF dan diturunkan menjadi serangkaian kegiatan dalam pameran Pasific Exposition yang digelar sejak Kamis (11/7) hingga tiga hari ke depan.
"Kami mencoba membangun satu momentum keterikatan dan persaudaraan satu sama lain di mana kesemuanya itu berasal dari persahabatan, dan setelah terbentuk, kami bentuk kerja sama-kerja sama lainnya," katanya lagi.
Dia menambahkan momentum yang dijalin lalu diwujudkan dalam bentuk kerja sama yang sifatnya lebih konkrit seperti bidang perdagangan, investasi, pariwisata hingga budaya yang mengikat persaudaraan dengan negara-negara Pasifik.
"Kami membawa lima provinsi yang ada di bagian timur Indonesia, di mana penduduknya merupakan etnis melanesia di mana jika berbicara kaitannya dengan hal tersebut, Indonesia merupakan rumah bagi etnis melanesia terbesar karena jumlahnya yang banyak, dan inilah Indonesia yang dilihat dari sisi Pasifik," ujarnya lagi.
Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Eliswan Azly
Copyright © ANTARA 2019