Markas Besar PBB (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon mengatakan kepada Dewan Keamanan, Sabtu, dirinya mengutuk Israel sebagai "berlebihan dan tidak sepadan" ("excessive and disproportionate") dalam mengerahkan kekuatan di Jalur Gaza. Saat berpidato pada sidang darurat DK PBB, yang membahas peningkatan kekerasan di Gaza, Ban juga mengutuk serangan roket Palestina ke Israel selatan. Reuters melaporkan angkatan bersenjata Israel membunuh 61 orang di Jalur Gaza pada Sabtu, dan hari itu menjadi hari terburuk sejak Palestina pada tahun 200 melakukan perlawanan atas pendudukan Israel. Hampir setengah korban tewas adalah penduduk sipil termasuk anak-anak. Israel, yang kehilangan dua tentaranya, menuding serangan roket dari gerakan Hamas sebagai pemicu pertempuran selama empat hari yang telah menewaskan 96 warga Palestina. Seorang pejabat PBB di Gaza memohon aksi internasional untuk mengakhiri "penderitaan tidak manusiawi" pada 1,5 juta warga Gaza. Pejabat itu mengemukakan, langkah membunuh wanita dan anak-anak tidak akan menguntungkan Israel. Sementara itu, juru bicara Presiden AS, George W. Bush, menyesalkan adanya korban tewas dan menyatakan "ada perbedaan jelas antara serangan roket teroris ke warga sipil dengan tindakan bela diri." Presiden Palestina Mahmoud Abbas, musuh bebuyutan kelompok Hamas yang menguasai Gaza, menganggap serangan Israel itu lebih dari " holocaust". Pejabat Israel mengatakan bahwa kepala perunding Palestina, Ahmed Qurie, menghubungi timpalannya dari Israel, Menteri Luar Negeri Tzipi Livni, untuk membatalkan pertemuan yang akan berlangsung hari Senin. Sedikit-dikitnya 30 korban tewas adalah penduduk sipil termasuk wanita dan anak-anak, kata seorang dokter Palestina yang bekerja siang-malam. "Paman, saya tidak mau mati, mana ayah," jerit seorang Balita saat para dokter merawat luka bakar di seluruh tubuhnya di rumah sakit Shifa. Gadis cilik itu sedang berada di rumah yang menurut tentara Israel adalah tempat untuk menjual dan membuat senjata. Salah seorang korban sipil yang tewas adalah ibu yang tertembak ketika sedang menyiapkan sarapan bagi anak-anaknya, kata paramedis. Sebanyak 48 roket telah menghantam Israel dan membunuh satu warga sipil Israel pada hari Rabu serta melukai beberapa lainnya. Korban sipil yang tewas di pihak Israel itu adalah yang pertama sejak bulai Mei tahun lalu. Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, mengatakan Israel "tidak gembira" atas jatuhnya korban sipil, namun dia menyalahkan Hamas yang menembakkan roket dan mengatakan bahwa Hamas "akan menerima ganjaran". (*)
Copyright © ANTARA 2008