PBB (ANTARA News) - Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat, Sabtu, untuk membicarakan eskalasi kekerasan di Gaza dan mempertimbangkan resolusi rancangan Libia yang akan mengutuk Israel karena membunuh warga sipil Palestina. Pasukan Israel telah membunuh 61 orang di Jalur Gaza, sehingga menjadi Sabtu hari paling berdarah bagi Palestina sejak perlawanan terhadap pendudukan Israel dimulai pada 2000. Dua tentara Israel tewas dalam pertempuran itu. Pertemuan darurat itu diminta oleh anggota Dewan Keamanan Libia atas nama Liga Arab dan atas permintaan Presiden Palestina Mahmud Abbas, kata peninjau tetap Liga Arab Yahya Mahmassani. Resolusi rancangan Libia itu, yang diedarkan kepada anggota dewan, membolehkan dewan "menyatakan keprihatinan sekali...atas pembunuhan warga sipil yang tak berdosa, termasuk tewasnya beberapa anak Palestina sebagai akibat dari serangan militer Israel belum lama ini di Jalur Gaza". Resolusi itu juga minta "penghentian segera semua aksi kekerasan, termasuk serangan militer" dan mendesak Israel "untuk membuka dengan segera perlintasan perbatasan Jalur Gaza". Rancangan itu tidak menyebut berbulan-bulan serangan roket tiap hari Palestina terhadap Israel, yang Israel sebutkan sebagai alasan mereka menutup semua perlintasan perbatasan ke Gaza Januari, yang hanya memungkinkan bantuan kemanusiaan ke wilayah itu. Beberapa diplomat Barat di dewan tidak menanggapi segera usulan rancangan Libia itu, meskipun mereka mengatakan ada perasaan umum bahwa Dewan Keamanan akan mengatakan sesuatu mengenai eskalasi kekerasan tersebut. "Itu tidak harus resolusi," kata seorang diplomat, seperti dilaporkan Reuters. "Kami hanya dapat mengeluarkan pernyataan." Dewan mengalami kebuntuan dalam masalah ditutupnya perlintasan perbatasan ke Jalur Gasa, sebagian karena Libia dan negara Arab lainnya menolak mengecam kelompok garis keras Palestina Hamas, yang menguasai Jalur Gaza Juni 2007, ketika diminta AS. Dewan diperkirakan akan mendengar sambutan dari peninjau PBB Palestina dan utusan dari Israel, beberapa anggota Liga Arab dan sejumlah anggota Dewan Keamanan.
Copyright © ANTARA 2008