Lebak (ANTARA) - Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Latansa Mashiro Rangkasbitung, Mochamad Husen mengatakan pengubahan mata pelajaran Pancasila dapat memperkuat cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kita mengapresiasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang akan mengubah metode pengajaran mata pelajaran Pancasila itu," kata Mochamad Husen saat dihubungi di Lebak, Kamis.

Selama ini, metode mata pelajaran Pancasila hanya mengutamakan pada kognitif atau pengetahuan dan bukan dititikberatkan watak maupun karakter.

Penerapan nilai-nilai Pancasila itu sangat lemah dengan mengedepankan pengetahuan menjadi penerapan.

Karena itu, melalui pengubahan metode pengajaran Pancasila dipastikan sikap anak akan memiliki watak dan karakter Pancasilais.

Baca juga: Kemendikbud ubah metode pengajaran mata pelajaran Pancasila

Apabila, anak itu memiliki sikap watak dan karakter Pancasila maka akan lebih mencintai NKRI, terlebih masyarakat Indonesia memiliki keberagaman perbedaan keyakinan, suku, budaya hingga bahasa.

"Kami berharap pengubahan mata pelajaran Pancasila bisa direalisasikan tahun 2019," katanya.

Ia mengatakan, pengubahan mata pelajaran Pancasila bisa diterapkan mulai jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), SD/MI dan SMP/Mts.

Namun, pengajaran untuk siswa PAUD, SD/MI dan SMP/Mts membentuk watak dan karakter.

Baca juga: PGRI usul pendidikan Pancasila dijadikan mata pelajaran

Pola metode pengajaran Pancasila itu langsung dipraktekkan, seperti bagaimana menghormati dan menghargai orang lain.

Selain itu juga bagaimana memiliki rasa kasih sayang serta belajar gotong-royong.

Mereka para siswa itu, kata dia, dapat mempraktekkan pengajaran Pancasila secara langsung.

Sedangkan, untuk pengajaran di jenjang SMA/SMK/MA lebih mengedepankan pengajaran Pancasila lebih pada pengetahuan.

"Saya kira jika pendidikan tinggi tentu harus mampu pengetahuan Pancasila secara komprehensif di dalam mata pelajaran itu," katanya.

Baca juga: Zulkifli Hasan sayangkan tak ada lagi pelajaran moral Pancasila

Ia mengatakan, pengubahan metodik pelajaran Pancasila untuk kembali membangun anak-anak mencintai NKRI.

Selain itu juga pelajaran Pancasila mampu mencegah paham-paham radikalisme.

Selama ini, dirinya merasa prihatin dengan maraknya anak-anak muda terlibat narkoba, pesta seks hingga kebrutalan dengan menyebar kericuhan,gang serta kekerasan.

Karena itu, nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan pada anak-anak didik sehingga lebih mencintai NKRI.

"Kami yakin Pancasila itu akan menjadi anak-anak didik memiliki karakter dan akhlak mulia," ujarnya.

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019