ternyata negara kita ini masih menerima impor plastik

Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 25 organisasi yang tergabung di kelompok masyarakat sipil mengajak seluruh pihak agar menolak penggunaan plastik sekali pakai guna menekan peredaran sampah tersebut di Indonesia.

"Kita sudah siap menolak plastik sekali pakai untuk kembali disuarakan kepada pemerintah dan korporasi," kata Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, Tiza Mafira di Jakarta, Kamis.

Secara umum, ujar dia, gerakan tersebut merupakan bentuk kekhawatiran terhadap sampah plastik yang beredar di Indonesia.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr Jenna Jambeck dari University of Georgia pada 2015, Indonesia merupakan negara produsen sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia.

Komitmen tersebut juga ditandai dengan adanya kegiatan pawai bebas plastik pada 21 Juli di Bundaran HI hingga lapangan Monas. Pada aksi tersebut, masyarakat diberikan kebebasan untuk menyampaikan tuntutan ke pemerintah.

Baca juga: Menteri Susi ingatkan warga tentang sampah plastik

Saat ini ia menilai masih cukup banyak pekerjaan rumah yang mesti dilakukan pemangku kepentingan untuk menekan sampah plastik. Sebagai contoh banyak perusahaan belum mau mengubah cara mereka mengurangi plastik sekali pakai.

"Inilah yang sebenarnya ingin kita soroti dan mendesak pemerintah serta korporasi dari sisi masyarakat," kata dia.

Ia menilai saat ini masyarakat sudah cukup banyak yang menolak menggunakan kantong plastik, botol plastik, sedotan tetapi belum menjadi mainstream atau mengarusutamakan.

Senada dengan itu, CEO Yayasan EcoNusa, Bustar Maitar mengatakan persoalan sampah plastik harus menjadi perhatian semua pihak. Apalagi, isu tersebut menjadi penting di Tanah Air sejak beberapa tahun terakhir.

"Ini menjadi isu yang mengkhawatirkan misalnya plastik impor, ternyata negara kita ini masih menerima impor plastik," kata dia.

Celakanya, kata dia, impor tersebut sudah dicampur dengan bahan-bahan berbahaya dan beracun. Contoh lainnya salah satu pabrik tahu tempe di Jawa Timur menggunakan sampah plastik sebagai bahan bakar.

Baca juga: Menteri LHK beberkan strategi pengurangan sampah plastik di laut
Baca juga: Pemerintah perlu terapkan insentif dan disinsentif atasi sampah laut

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019