Jakarta (ANTARA) - Siapa bilang pria tidak butuh perawatan? Kaum pria perkotaan justru memiliki minat untuk merawat tubuh tapi merasa malu jika harus mendatangi salon kecantikan, demikian alasan musikus Bambang Reguna Bukit (Bams) dan dokter Teuku Adifitrian (Tompi) menghadirkan klinik ketampanan Men/o/logy.
"(Klinik) ini tempat perawatan dari kacamata cowok. Jawaban bagi para pria yang selama ini ingin merawat wajah dan kulit tapi enggak nyaman datang ke klinik kecantikan. Saya sendiri di sini lebih (bertujuan) ke branding, memahami cowok maunya apa," kata Bams dalam jumpa pers peluncuran Men/o/logy di Jakarta, Kamis.
Klinik Men/o/logy by ZAP merupakan kolaborasi CEO ZAP Clinic Fadly Sahab, Bams eks Samson, dokter sekaligus musikus Tompi, serta dermatologis Endi Novianto. Klinik itu sekaligus diklaim sebagai satu-satunya klinik ketampanan di Indonesia.
Tompi mengatakan pasien pria seringkali merasa malu saat harus berkonsultasi jika bertemu dengan pasien perempuan. Pengalamannya sebagai dokter bedah plastika itulah yang mengantarkannya untuk turut terlibat dalam klinik ketampanan.
Baca juga: Pria baru mulai perhatikan penampilan di atas usia 30 tahun
"Karena (pasien pria) takut dibilang banci atau ngalahin perempuan sih. Padahal kan enggak berlebihan juga perawatannya, misalnya mencuci wajah. Emang, kalau cuci wajah jadi pindah kelamin? Ya enggak dong. Pokoknya, masuk koboi, ya keluar perawatan tetap koboi," ujar Tompi.
Jenis perawatan yang tersedia dalam klinik ketampanan itu disesuaikan dengan kebutuhan para pria seperti mengatasi kebotakan, menghilangkan jerawat, menghilangkan bekas jerawat, menghilangkan tato, serta menambah daya tahan tubuh dan stamina.
"Perawatannya, kami rancang untuk tidak memakan waktu lama tapi tetap efektif. Enggak cuma (untuk) mereka yang aktif dalam industri hiburan, para eksekutif sampai pria paruh baya juga enggak kalah penting untuk merawat ketampanannya," ujar Tompi.
Baca juga: Kata dokter soal menjaga kesehatan kulit bagi pria
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019