Tokyo (ANTARA News) - Pengadilan Okinawa akhirnya membebaskan Sersan Tyrone Hadnott (38), seorang marinir AS yang didakwa memperkosa seorang pelajar SMP setempat, menyusul keputusan korban yang mencabut tuntutannya terhadap terdakwa.
Kantor Jaksa Umum Naha, seperti dikutip NHK di Tokyo, Sabtu, menyebutkan, pihaknya terpaksa tidak akan melanjutkan proses hukum terhadap marinir AS itu. Hadnott akhirnya dibebaskan pada Jumat (29/2) malam lalu.
Dalam jumpa persnya, Jaksa Yaichiro Yamashiki enggan membeberkan lebih jauh keputusannya tidak melanjutkan tuntutannya. Jaksa juga tidak menjelaskan kemungkinan menuduh terdakwa dengan tuntutan yang lain.
Informasi yang diperoleh dari keluarga korban menyebutkan, pencabutan tuntutan dilakukan karena korban tidak menginginkan terjadinya ekspose besar-besaran terhadap dirinya di depan sidang pengadilan nanti. Akhirnya gadis berusia 14 tahun itu pun mencabut tuntutannya, sesuai dengan keinginan keluarga korban.
Hadnott sendiri dalam setiap pemeriksaan, berkali-kali menolak tuduhan dirinya telah memperkosa gadis yang baru ditemuinya itu. Namun dia mengakui kalau melakukan pemaksaan saat mencium korban.
Kasus yang terjadi pada pertengahan Februari lalu itu telah menjadi berita besar di seantero Jepang, bahkan memunculkan gelombang demonstrasi besar. Peristiwa itu juga menyulut kemarahan Tokyo, bahkan PM Jepang Yasuo Fukuda terpaksa mengecam keras kasus pelecehan seksual terhadap pelajar Jepang tersebut.
Reaksi Jepang yang begitu keras membuat Washington buru-buru meminta maaf, dan menugaskan Dubes AS di Jepang untuk terbang ke Okinawa guna meminta maaf secara langsung kepada korba dan keluarganya.
AS buru-buru melakukan permintaan maaf, mengingat sudah terjadi aksi demonstrasi besar-besaran yang menentang keberadaan pangkalan AS. Apalagi Gubenur dan sejumlah walikota di kepulauan Okinawa mendesak pemindahan pangkalan militer AS itu secepatnya ke Guam.
Kaum perempuan Okinawa yang didukung pemerintah lokal juga telah mendesak pemerintah pusat agar menyampaikan perasaan warga Okinawa yang sesungguhnya kepada pihak AS.
Tahun 1995 juga telah terjadi aksi unjukrasa besar-besaran serupa, namun dengan dampak yang lebih luar biasa, yaitu berhasil dikuranginya jumlah pangkalan AS yang berada di Okinawa. Hal itu terjadi setelah tiga warga AS memperkosa gadis berusia 12 tahun.
Tetap Dilanjutkan
Sementara itu, Kyodo melaporkan, pihak Washington memutuskan bahwa militer AS tetap akan melanjutkan penyidikan terhadap anggota marinirnya yang dituduh memperkosa itu, meskipun korban sudah mencabut tututannya.
"Militer AS tetap akan melanjutkan penyelidikannya secara tersendiri," kata juru bicara Deplu AS, Tom Casey.
Hal itu dilakukan guna memberikan jaminan kepada pihak Jepang, khususnya warga Okinawa, bahwa pasukan AS tetap ingin menjadi tamu yang baik di negeri Jepang.
PM Fukuda juga telah menyampaikan kepada AS bahwa sebagai sahabat dekat, perlu mendapat kepastian bahwa hal itu tidak akan terulang kembali.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008