Manila (ANTARA News) - Ribuan orang turun ke jalan-jalan di Filipina, Jum`at, menuntut Presiden Gloria Macapagal Arroyo mengundurkan diri karena tuduhan korupsi. Demonstrasi besar diadakan di distrik keuangan Makati, tempat mantan presiden Joseph Estrada bergabung dengan ribuan warga dalam aksi unjukrasa di sepanjang jalan Ayala. Demo-demo anti pemerintah juga diadakan di beberapa kota besar di seluruh penjuru negara, termasuk kota-kota di bagian tengah Cebu dan Bacolod. Para pengunjukrasa menyerukan Arroyo mundur secepatnya karena tuduhan-tuduhan korupsi besar-besaran dalam pemerintahannya, di samping kecurangan dalam pemilu. Panglima angkatan bersenjata Filipina Jenderal Hermogenes Esperon menyatakan yakin bahwa pihak militer masih akan loyal kepada Arroyo dan terus mendukung proses demokratisasi dan lembaga-lembaganya. "Tidak ada keinginan kami untuk melakukan uji loyalitas, kami telah memperhatikan bagaimana kinerja orang-orang kami dan anda akan tahu bahwa kami tidak kehilangan citarasa dalam melaksanakan tugas, dan itu berarti moral mereka masih tinggi, mereka menjalankan tugas-tugas mereka," ujarnya. Namun, kapten angkatan laut pembelot Nicanor Faeldon menyerukan pihak militer dan kepala kepolisian untuk tidak mengizinkan mereka dimanfaatkan oleh Arroyo dalam mempertahankan kekuasaannya. "Arroyo bukan pemerintah," katanya dalam catatan tulisan tangan yang disiarkan oleh pengacaranya seperti dikutip DPA. Sekitar 5.000 polisi dan 3.000 tentara dikirimkan ke seluruh Manila untuk menjamin tidak terjadinya suatu insiden. Semua jalan menuju istana kepresidenan Malacanang telah dibuatkan perintang berupa mobil-mobil van kontainer sepanjang 20 kaki, dan ratusan polisi digelar di sekitarnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008