Jakarta (ANTARA News) - Jenasah rocker legendaris, Gito Rolliles, dimakamkan di TPU Tanah Kusir, setelah sebelumnya disholatkan usai sholat Jumat di masjid dekat kediamannya di bilangan Rempoa-Bintaro, Jakarta Selatan.Iring-irangan mobil jenasah mulai bergerak dari kediaman almarhum pada pukul 12.30 WIB dan tiba di tempat pemakaman, TPU Tanah Kusir II Blad 21, pada pukul 13.21 WIB.Tepat pukul 13.30 WIB, jenasah H Bangun Sugito, nama aslinya, diturunkan ke liang lahat dan langsung diurug, sementara sanak keluarga, kerabat, sahabat almarhum menggemakan takbir, Allahu Akbar". Meskipun hujan cukup lebat, ratusan pengantar yang mengerumuni liang lahat tidak bergeming, termasuk mereka yang tidak terlindungi tenda. Banyak artis dan musisi ikut mengantarkan jenasah Gito Rollies ke tempat persemayamannya yang terakhir. Di antaranya Benny Likumahua, Uce F. Tekol, Ian Antono, Abadi Soesman, Titiek Puspa, Rafika Duri, Deddy Mizwar, pasangan Sophan Sophian dan Widiawaty, Slamet Raharjo, Cok Simbara, juga Ibu Acin dari Musica Studio. Hampir semua rekan sesama artis mengatakan bahwa Gito Rollies sangat beruntung karena menemukan jalan yang diberkahi Allah, setelah sebelumnya cukup jauh terseret ke dalam dunia kegelapan. "Saya yang meminta Gito untuk pulang, dia sudah pergi terlalu jauh dengan narkoba. Waktu itu tahun 1974," kata Benny Likumahua kepada ANTARA. Menurut Benny, Gito selama 10 tahun berjuang keras dan berhasil menyembuhkan dirinya sendiri dari ketergantungan pada obat bius dan narkotika, tanpa pergi ke pusat rehabilitasi atau rumah sakit. "Dia benar-benar hebat. Ini juga karena sikap tegasnya untuk berbalik 180 derajat dari kehidupan lamanya, dengan menekuni kegiatan religi," katanya. Ibu Acin mengatakan, dirinya berkenalan dengan Gito Rollies saat masih berusia belasan tahun. "Dulu kan The Rollies (kontrak) sama kita (Musica)," katanya. Ia juga mengatakan punya pengalaman paling berkesan, yakni ketika mengantarkan Gito Rollies ke dokter dengan mobil dan becak. "Waktu itu saya masih 14 tahun, belum punya SIM. Tapi karena engga ada supir, terpaksa saya yang antar. Kita berdua sempat naik becak karena jalan ke rumah si dokter engga muat," katanya. Sementara itu, Ian Antono mengatakan, dunia musik rock Tanah Air telah kehilangan satu musisi legendaris. "Gito lebih senior lima tahun dari saya. Kontribusinya di musik rock dan funky sangat besar," kata Ian, seraya mengatakan dirinya setuju bahwa Gito Rolliies pantas menerima Lifetime Achievement Award. "Tapi yang lebih penting dan luar biasa adalah dia mampu berbalik 180 derajat dari kehidupan lamanya," tambahnya. Selain di dunia musik, Gito Rollies juga dikenal sebagai aktor. Ia antara lain pernah main dalam Kembang Kertas garapan Slamet Raharjo. "Dia bilang, gue pernah mimpi disutradarai orang pinter, dan lo orang pinter" kata Slamet Raharjo, mengenang ucapan Gito ketika menerima tawarannya untuk main film tersebut. Mengenai kepergian Gito untuk selama-lamanya, ia mengatakan, "Gito orang yang beruntung, menemukan jalan Tuhan sebelum kembali kepada-NYA. Jujur saja saya iri. Belum tentu saya dan orang lain juga bisa seperti dia." Hal senada dikatakan Deddy Mizwar, ketika menyatakan, "Yang harus ditangisi sekarang ini ya kita. Gito sudah menemukan jalan-Nya. Lah kita? Gito di akhir hidupnya telah memberikan contoh yang sangat baik bagi kita semua." Gito Rollies, lahir di Biak, 1 Nopember 1946. Dibawa ke Rumah Sakit Pondok Indah pada Kamis sore. Setelah beberapa jam menjalani perawatan, ia menghembuskan nafas terakhir pada pukul 18.45 WIB. Ia meninggalkan seorang isteri Michelle dan empat anak, masing-masing Galuh (dari pernikahan sebelumnya dengan Uchi Bing Slamet), Bayu, Puja Bangsa, Bayu dan Bintang. Bintang yang terkenal dengan lagu-lagu hits seperti "Astuti", "Hari-Hari" dan "Burung Kecil" ini terserang kanker kelenjar getah bening tahun 2005, dan sempat menjalani kemoterapi di sebuah rumah sakit di Singapura. Dengan aksi panggungnya yang khas, pada 1970-an Gito dijuluki James Brown Indonesia lantaran menyanyikan lagu "Sex Machine" secara persis sama dengan sang "Godfather of Soul". Namanya mulai tenggelam di era 1990-an tetapi kemudian muncul kembali tetapi sebagai seorang Mubaliq/Dai.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008