Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Jumat sore, menguat mendekati angka Rp9.050 per dolar AS, karena pelaku pasar masih berspekulasi membeli rupiah, meski transaksi beli agak berkurang dibanding pagi.
Akibatnya nilai tukar rupiah menguat menjadi Rp9.065/9.070 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.075/9.078 per dolar AS atau naik 10 poin.
Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan pelaku pasar masih membeli rupiah yang terpicu oleh aksi lepas dolar AS di pasar regional.
Namun kenaikan rupiah agak menurun dibanding sesi pagi, karena pelaku menunggu rencana bank sentral AS (The Fed) menurunkan suku bunga Fedfund, katanya.
Ia mengatakan, The Fed dipastikan akan menurunkan suku bunganya, setelah Ketua The Fed Ben Bernanke menyatakan, pertumbuhan ekonomi AS makin melambat karena itu penurunan suku bunga sangat diperlukan.
"Kami optimis penurunan suku bunga pada Maret nanti akan terjadi sebesar 50 basis poin menjadi 2,5 persen," ucapnya.
Kedepan, lanjut dia rupiah diperkirakan akan mendapat sentimen positif yang cukup kuat, sehingga memicu mata uang Indonesia naik tajam hingga menembus angka Rp9.000 per dolar AS.
Rupiah saat ini memang berkutet antara Rp9.050 per dolar AS hingga Rp9.100 per dolar AS, katanya.
Menurut dia, Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan menjaga rupiah agar tetap berada dalam kisaran yang aman sehingga kenaikannya tidak terlalu cepat, apabila ada isu negatif maka rupiah tidak akan terpuruk tajam.
Sementara itu, dolar AS di pasar regional terpuruk terhadap yen dan mata uang Asia lainnya, akibat data inflasi AS dan tenaga kerja yang cenderung merosot.
Data tersebut memicu pelaku asing melepas dolar AS, sehingga mata uang asing itu merosot, katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008