London (ANTARA News) - Suasana Bali mendominasi acara ASEAN Coffee Morning, yang digelar Dharma Wanita KBRI London dan menampilkan hiasan bunga untuk upacara keagamaan, hiasan buah buahan, kesenian berupa musik dan tari Bali sampai pada sajian hidangan dari Pulau Dewata, menarik hati para istri diplomat dari ASEAN yang ada di London, Kamis. Acara semakin semarak ketika seniman Bali, Ni Made Pujawati, mengajak para hadirin mempelajari gerakan tari Bali yang mendapat sambutan dari istri diplomat yang ikut mempelajari gerakan 'Tari Kecak' yang unik. Istri Kuasa Usaha Ad Interim KBRI London, Ny Hanna Sastrawan, kepada ANTARA London mengatakan pertemuan para istri diplomat yang tergabung dalam negara negara ASEAN ini mengambil thema "Bali At Glance", sejalan dengan dilancarkannya kampanye Visit Indonesian Year (VIY) 2008 oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. "Bali yang dikenal dengan 'Pulau Dewata' memiliki kehidupan yang unik dimana kesenian menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat Bali sehari hari dan bahkan selalu diwarnai dengan upacara," ujarnya. Sebagai orang yang berasal dari Bali, Ny Hanna Sastrawan mengatakan bahwa ia juga ingin masyarakat dunia, khususnya yang berada di Kerajaan Inggris, dapat mencicipi citra rasa Bali yang sangat dikenal dunia. Menurut Ny Hanna Sastrawan, Kesenian Bali khususnya tari Bali sangat berpengaruh oleh agama Hindu yang dianut oleh sebagian besar penduduk Bali. Setiap gerakan mempunyai makna dan philosophi dan tradisi. Diakuinya Tari Bali dulunya merupakan bagian dari ritual keagamaan, namun kini berkembang dalam upaya mengekspresikan artistik, sosial serta komunikasi dan juga pertunjukan yang sangat menyenangkan. "Rasanya belum komplit bila tidak mencicipi hidangan khas Bali," ujarnya menambahkan bahwa dalam acara Asean Coffee Morning juga dihidangkan makanan khas Bali seperti Cram cam, Jejeruk Kacang panjang, Be Pasih Mepanggang sampai pada Tum Ayam yang dibungkus dengan daun pisang. Penari Bali Ni Made Pujewati dengan diiringin gamelan Bali yang dimainkan I Nengah Susila menampilkan tari Mergapati dengan komposer dan kreografer I Nyoman Kaler di tahun 1942 itu mengambil gerakan dan karakter dari the King of the Jungle yang tengah berburu. Usai membawakan tarian Margapati, Ni Made Pujewati mengajak istri istri diplomat untuk ikut menjajal gerakan gerakan tarian yang diikuti dengan sangat antusias. Acara diakhiri dengan mencicipi hidangan khas Bali yang disajikan dalam gerabah seperti yang dijumpai di pasar yang digunakan untuk menjual makanan. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008