New York (ANTARA News) - Dolar AS tersungkur ke posisi terendah baru terhadap euro, Kamis, menyusul lebih banyaknya berita-berita ekonomi AS yang suram dan pernyataan penurunan prospek ekonomi dari Ketua Federal Reserve Ben Bernanke. Mata uang tunggal Eropa melonjak ke posisi tertinggi selama ini pada 1,5229 dolar AS, Kamis. Sebelum kembali mundur pada 2200 GMT menjadi 1,5197 dolar, terhadap 1,5119 dolar pada akhir Rabu. Euro memecah batas simbolis 1,50-dolar pada Selasa untuk pertama kalinya sejak diberlakukan pada 1999 dan melampaui 1,52 dolar untuk pertama kalinya, Kamis. The greenback juga melemah terhadap mata uang utama lainnya, mendekati level 105 yen. Mata uang AS masih berada di bawah tekanan karena kesaksian Bernanke di Kongress untuk hari kedua laporan ekonomi tengah tahunan dari bank sentral. Ketua The Fed, yang memberikan isyarat kuat penurunan suku bunga lagi oleh bank sentral, mengatakan ekonomi AS menghadapi sebuah perbedaan dan sangat kompleks daripada isu resesi pada 2001. "Kami sedang menghadapi sebuah situasi dimana kami telah secara simultan mengalami pelambatan ekonomi, tertekan di pasar keuangan dan tekana inflasi yang datang dari kenaikan harga-harga komoditi," kata Bernanke kepada AFP. "Masing-masing memberikan sebuah tantangan. Kami telah membuat kebijakan untuk mencoba menyeimbangkan risiko perbedaan ini dalam mencari kemungkinan jalan keluar terbaik untuk ekonomi Amerika." Para analis mengatakan komentar tersebut menyoroti masalah-masalah yang dihadapi ekonomi AS. "Cerita keseluruhan adalah bahwa dolar masih di bawah tekanan berat karena keputusan the Federal Reserve menurunkan suku bunga secara agresif, sekalipun banyak bank sentral utama asing terus menahan penurunan suku bunga mereka," kata Patrick Fearon, ekonom dari AG Edwards. "Memberikan fundamental jangka pendek yang negatif bagi dolar, kami perkirakan hal itu akan mempertahankan penurunan dolar lebih lanjut." Namun, Fearon mengatakan greenback sedang mengalami oversold (kelebihan jual), "dan kami terus meyakini bahwa dolar dapat rally sementara pada suatu saat pada 2008, jika kebijakan stimulus moneter dan fiskal yang agresif yang diletakkan di Amerika Serikat mulai memdorong pasar finansial atau pelambatan ekonomi." Sementara pemerintah melaporkan pertumbuhan ekonomi tahunan kuartal keempat melemah menjadi 0,6 persen. Para analis telah memperkirakan sebuah revisi naik tipis menjadi 0,8 persen untuk pertumbuhan kuartal tersebut, yang masih melemah sejak akhir 2002. Lainnya, departemen tenaga kerja melaporkan klain baru angka pengangguran pada pekan yang berakhir 23 Februari, naik 19.000 menjadi 373.000, mengidikasikan melemahnya pasar kerja dan potensi melemahnya kondisi secara keseluruhan. Dalam perdagangan terakhir di New York, dolar berada pada 105,30 yen dari 106,45 yen pada Rabu, dan 1,0512 franc Swiss dari 1,0630 franc. Pound meningkat menjadi 1,9899 dolar dari 1,9815 dolar pada Rabu.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008