"Kami optimistik dengan sudah adanya kepastian kondisi yang kondusif di bidang politik dan ekonomi, sehingga pasar properti khususnya di bidang ruang perkantoran akan dapat bangkit kembali menggeliat tahun ini," kata Ray di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Riset sebut ruang perkantoran didominasi perusahaan teknologi
Baca juga: Pasar perkantoran sentra bisnis Jakarta meningkat 2015
Ray yang mengembangkan perkantoran The Sima Office Tower dan apartemen Izara di TB Simatupang Jakarta Selatan mengatakan, terdapat perbedaan dalam memasarkan apartemen dengan ruang kantor yang pembeli/ penyewanya sebagian besar merupakan korporasi.
"Kalau perkantoran biasanya yang kami tawarkan fasilitas bagi karyawan seperti tempat ibadah, toilet, pantry, ruang menyusui, parkir, serta elevator seperti di gedung di tempat kami yang tingginya mencapai 30 lantai maka fasilitas seperti itu mutlak disediakan di setiap lantainya," ujar Ray.
Ray juga mengungkapkan kantor-kantor dengan konsep "kekinian" biasanya juga dilengkapi dengan fasilitas retail untuk mendukung aktivitas penghuninya misalnya saja di dalamnya terdapat kafe, restoran, dan lain sebagainya.
Ray mengatakan untuk memudahkan perusahaan-perusahaan memiliki ruang kantor penting juga menggandeng perbankan untuk menjembatani pendanaan mengingat biaya kepemilikan kantor tidak kecil.
"Kami dari GTU (Grage Trimitra Usaha) telah menggandeng Bank BRI kantor cabang Jakarta – Pancoran untuk memfasilitas kepemilikan unit kantor melalui Kredit Pemilikan Office (KPO)," ujar Ray.
Menurut Cendria Tj. Tasdik selaku Vice President PT BRI (Persero) Tbk. Kantor Wilayah Jakarta 2, sistem KPO ini merupakan salah satu implementasi dari kredit konsumen yang kini mulai dikenal secara luas di masyarakat.
“Jika sebelumnya masyarakat lebih dahulu mengenal adanya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari perbankan, sejalan dengan berkembangnya teknologi informasi, kredit konsumen diperluas lagi dengan adanya KPO," ujar dia.
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019